digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Akhmad Ilham Ramadhan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Akhmad Ilham Ramadhan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Akhmad Ilham Ramadhan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Akhmad Ilham Ramadhan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Akhmad Ilham Ramadhan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Akhmad Ilham Ramadhan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Akhmad Ilham Ramadhan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 7 Akhmad Ilham Ramadhan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Akhmad Ilham Ramadhan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Jembatan merupakan struktur yang dibangun untuk menghubungkan satu daerah dengan daerah lainnya. Dalam pendesainan jembatan, metode konstruksi yang digunakan akan sangat memengaruhi gaya-gaya dalam yang terjadi pada jembatan tersebut. Dengan adanya perbedaan gaya dalam yang terjadi, maka jumlah tendon yang dibutuhkan juga akan berbeda-beda; bergantung kepada metode konstruksi yang digunakan. Pada tugas akhir ini akan didesain struktur atas jembatan beton box girder cast-in-situ dengan metode konstruksi balanced cantilever. Dalam perencanaannya, efek susut dan rangkak pada beton; beserta loss yang terjadi pada tendon akan diperhitungkan. Selain itu, pengontrolan camber pada masa konstruksi juga akan diperhatikan. Jembatan yang direncanakan mempunyai panjang total 160 m. Jembatan ini terdiri dari tiga bentang dengan panjang dari masing-masing bentang tersebut adalah 45 m, 70 m, dan 45 m. Kuat tekan beton (fc’) yang akan digunakan dalam perencanaan adalah 50 MPa untuk struktur atas dan 30 Mpa untuk struktur bawah. Pada tahap awal perencanaan, dilakukan preliminari desain terlebih dahulu yang meliputi dimensi segmen jembatan, penampang box girder, serta penampang pier. Preliminari desain tersebut mengacu pada AASHTO (2012) LRFD Bridge Design Specification. Penampang box girder pada jembatan ini direncanakan secara parabolik, yang berarti pada segmen pier akan memiliki ketinggian box girder yang lebih besar daripada ketinggian box girder di tengah bentang. Pada perencanaan ini, pembebanan yang dikenakan pada struktur adalah: berat sendiri, berat alat konstruksi, SIDL, beban hidup (lalu lintas), serta temperatur. Kombinasi pembebanan tersebut mengacu pada RSNI2 T 1725:201X, sedangkan alat konstruksi yang digunakan dalam perencanaan adalah form traveler dengan asumsi berat sebesar 60 ton. Pada konstruksi jembatan, beban yang dikenakan pada saat konstruksi akan berbeda dengan beban yang dikenakan saat masa layan. Beban yang dikenakan pada saat masa konstruksi adalah berat sendiri dan berat alat konstruksi; sedangkan pada masa layan akan terdapat tambahan beban SIDL, beban hidup (lalu lintas), serta temperatur. Dengan adanya kombinasi beban tersebut, maka struktur akan dianalisis sehingga didapatkan gaya-gaya dalam yang akan digunakan untuk mendesain kebutuhan jumlah tendon. Pada masa konstruksi, akan terjadi momen negatif akibat berat sendiri dan berat alat konstruksi sehingga dibutuhkan tendon atas untuk menahan beban-beban tersebut. Pada masa layan; ketika struktur telah menjadi struktur statis tak tentu; akan dibutuhkan tendon bawah karena akan terjadi momen positif. Kebutuhan jumlah dan layout tendon tersebut akan didesain sedemikian rupa sehingga tegangan yang terjadi pada beton masih berada dalam batas izin tegangan yang diperbolehkan menurut RSNI T-12-2004. ii Setelah melakukan proses preliminari, maka struktur akan dimodelkan pada software MIDAS Civil 2011. Pada MIDAS Civil, material yang dipengaruhi oleh waktu dapat didefinisikan; misalnya beton yang dipengaruhi oleh susut dan rangkak. Kehilangan tegangan pada tendon akibat immediate loss dan time dependent juga akan diperhitungkan pada software ini. Pada MIDAS Civil, akan dilakukan analisis terhadap struktur jembatan yang meliputi: tegangan yang terjadi pada beton baik pada masa konstruksi maupun masa layan; kehilangan tegangan yang terjadi pada tendon; serta pengontrolan camber. Jumlah tendon yang dibutuhkan pada masa konstruksi adalah sebanyak 380 Strand untuk satu segmen kantilever. Pada masa layan dibutuhkan tendon bawah sebanyak 132 Strand untuk masing-masing bentang pinggir jembatan dan 176 Strand untuk bentang tengah jembatan. selain prestress diperlukan pula tulangan lentur secara memanjang bentang jembatan dengan tulangan atas maupun tulangan bawah D16 dengan jarak 250 mm antar tulangan. Selain penulangan lentur memanjang jembatan, box girder juga perlu ditulangi lentur arah melintang, yaitu pada flange atas memerlukan tulangan atas D16-150 dan tulangan bawah D16-100, berikutnya pada web memerlukan tulangan atas D16-100 dan tulangan bawah D16-250. Selain penulangan lentur, Box girder jembatan juga memerlukan penulangan geser dengan penulangan berbeda-beda sesuai kebutuhan dilihat dari gaya geser yang terjadi pada jembatan. Terakhir untuk torsi dikarenakan jembatan memiliki tipe box girder dimana bentuk box girder membuat jembatan tidak membutuhkan penulangan torsi. Berikutnya akan didesain struktur bawah berupa penentuan bearing, pendesainan pier, dan pendesainan pondasi group Bored pile. Pada pendesainan bearing yang digunakan sebagai perletakan pada bagian FSM digunakan bearing guided WPG-30000 dan bearing multi-directional WPM-2000. Untuk desain Pier kanan bagian FCM digunakan penampang 2000x3500 mm dengan penulangan longitudinal 2,21% dan penulangan geser 4D22-100 sedangkan untuk desain Pier kiri bagian FCM digunakan penampang 2000x3500 mm dengan penulangan longitudinal 1,68% dan penulangan geser 4D22-100. Untuk pondasi digunakan boredpile dengan jumlah pile 9 dengan diameter 1,5 m dengan kedalaman tiap pile mencapai 23 m. Penulangan pada pile menggunakan tulangan 40D36 untuk penulangan longitudinal dan D16-75 spiral untuk penulangan geser. Berikutnya untuk penulangan pile cap yang memiliki ketebalan 2 m, digunakan penulangan arah X dengan D29-125 untuk tulangan atas dan D25-125 untuk tulangan bawah, sedangkan untuk arah X dengan D32-125 untuk tulangan atas dan tulangan bawah. Selain penulangan lentur digunakan juga penulangan geser pada daerah yang membutuhkan sebesar D32-250.