digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

1994_TS_PP_ADHIKA_1.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan

Abstrak : Dilihat dari sejarah perkembangan kota, pada awalnya kota Denpasar merupakan kota Kerajaan yang ditata dengan sistem budaya, serta dilandasi oleh sikap hidup masyarakat yang berlandaskan agama setempat (Hindu). Petataan ruang, sosial masyarakatnya diatur dengan sistem budaya yang sudah merupakan suatu tradisi adat istiadat. Kota kerajaan terdiri dari beberapa Des.a Adat sebagi unit unit wilayah penataan, dan desa terdiri dari Banjar Baniar yang merupakan satu satuan komunitas yang lebih kecil dalam wilayah Desa . Penataan fisik dan sosialnya ditata berdasarkan sistem budaya yang berlaku. Adanya sikap hidup/pandangan masyarakat yang senantiasa menyelaraskan antara manusia ( mikrokosmos) dengan alam(makrokosmos), sehingga setiap perwujudan sikap dan basil budaya selalu dilandasi oleh konsep keselarasan. Penataan lingkungan dari bangunan , unit perumahan, sampai ke lingkungan perkotaan memakai landasan keselarasan. Kota Denpasar yang merupakan ibu kota Propinsi Bali, ibu kota Kabupaten Badung, sebagai pusat pemerintahan, sebagai pusat perdagangan, pusat pendidikan, kota pariwisata, dan fungsi lainnya menyebabkan kota Denpasar berkembang dengan pesat . Hal ini menuntut fasilitas kota pada ruang yang terbatas, sehingga terjadi perubahan perubahan dalam fisik maupun sosial masyarakatnya, dari yang ditata secara budaya ke penataan secara moderen. Banjar yang merupakan bagian dari kota Denpasar tak terlepas dari pengaruh perkembangan kota, balk secara fisik maupun sosialnya, namun baniar masih tetap ada dan muncul baniar banjar baru. Dari aktivitas dan pola perkembangan kota akan ada typologi baniar pada aktivitas kota, baniar di daerah enclave, dan baniar di pinggiran kota, balk baniar kuna maupun baniar baru. Dalam penelitian ini akan dicoba untuk melihat perubahan yang terjadi dan perannya pada typologi baniar pada aktivitas kota, di daerah enclave, dan baniar di pinggiran kota; dengan memandingkan kenyataan dan pendapat masyarakat dengan konsep penataan lingkungan tradisional, serta membandingkan dengan konsep komunitas moderen perkotaan. Dari menelitian ini dapat diketahui: perubahan perubahan yang terjadi dan peran baniar perkotaan di Bali, dan di kota Denpasar khususnya, serta baniar sesuai dengan konsep komunitas moderen untuk dikembangkan di perkotaan di Bali. Berdasar pada basil studi dibuat pendekatan kebijaksanaan banjar perkotaan di Bali.