digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

1994 Anthoni Agustien
PUBLIC Alice Diniarti

Abstrak: Selulase merupakan multienzim yang sangat menarik perhatian, karena dapat menghidrolisis substrat selulosa yang merupakan komponen utama limbah pertanian. Pada penelitian ini sumber enzim selulase adalah jamur Volvariella volvacea, karena dari jamur ini dapat dihasilkan enzim selulase dengan aktivitas sempurna. Hasil permurnian pertama enzim selulase dengan amonium sulfat 40 - 6o% jenuh dari Volvariella volvacea yang ditumbuhkan dalam media Mandels dan Reese yang dimodifikasi memberikan aktivitas spesifik (C1+Cx), Cx dan B-glukosidase sebesar 9,3; 6,5 dan 2,59 unit per mg. Tingkat kemurnian terhadap preparat enzim kasar 2, 5 dan 2 kali. Pemurnian lebih lanjut dengan kolom kromatografi filtrasi gel menggunakan sephadex G-75 menghasilkan tiga puncak protein. Aktivitas (C1+Cx) terletak pada puncak protein I dan puncak protein II dengan spesifik aktivitasnya 30,06 unit per mg, sedangkan aktivitas Cx dan B-glukosidase terletak pada puncak protein (1+11) dan III dengan aktivitas spesifik masing-masing 21,09; 13,34 dan 14,76; 5,33 unit per mg. Tingkat kemurnian (C1+Cx) adalah 6,5 kali terhadap ekstrak kasar. Tingkat kemurnian Cx dan B-glukosidase pada puncak protein (I+II) adalah 16 dan 13 kali, sedangkan tingkat kemurnian Cx dan B-glukosidase pada puncak protein III adalah 10 dan 5 kali. Pemurnian lebih lanjut ketiga puncak protein yang beraktivitas selulase tersebut dengan kolom kromatografi penukar ion menggunakan DEAE sephadex A-50 menghasilkan sembilan puncak protein. Aktivitas (C1+Cx), Cx dan B-glukosidase terletak pada puncak protein II dengan aktivitas spesifik masing-masing 61,40; 48,33; 25,87 dan puncak protein III dengan aktivitas spesifik berturut-turut 22,70; 16,50 dan 9,40 unit per mg. Tingkat kemurnian (C1+Cx), Cx dan B-glukosidase pada puncak protein II adalah 13, 37 dan 23 kali, sedangkan tingkat kemurnian (C1+Cx), Cx dan B-glukosidase pada puncak protein III adalah 5; 12,6 dan 8 kali. Kondisi optimum selulase hasil pemurnian adalah pH 6,0; suhu 50 oC; waktu interaksi enzim (C1+Cx)-substrat dan enzim Cx-substrat sama, yaitu 45 menit, sedangkan waktu interaksi B- glukosidase-substrat selama 30 menit. Amobilisasi enzim selulase dilakukan dengan metode pengikatan ionik, menggunakan DEAE-sephadex A-50 sebagai pengemban. Amobilisasi enzim dapat meningkatkan aktivitas spesifik enzim. Kondisi optimum pH enzim selulase amobil tidak berubah, tetapi suhu optimum enzim amobil meningkat menjadi 55 C, waktu interaksi enzim (C1+Cx)-substrat dan enzim Cx-substrat amobil tetap, waktu interaksi enzim B- glukosidase amobil-substrat meningkat menjadi 45 menit. Pola operasional enzim selulase amobil yang dilakukan secara kontinu menunjukkan bahwa aktivitas komponen Cx dan komponen B-glukosidase dapat dipertahankan selama 85 jam. Penurunan aktivitas baru terlihat setelah enzim beroperasi selama 85 jam. Setelah enzim amobil beroperasi terus menerus selama 120 jam aktivitasnya masih kurang lebih 50%. Pemakaian ulang enzim selulase amobil (Cx dan B- glukosidase) sebanyak 7 kali (5,25 jam) masih menunjukkan aktivitas selulase. Setelah pemakaian ulang Cx 10 kali (7,50 jam) aktivitasnya masih 70%, sedangkan pemakaian ulang B-glukosidase 9 kali (6,75 jam) aktivitasnya masih 50 %.