Penurunan produktivitas lahan sawah, kandungan C-organik dan unsur-unsur hara
tanah menjadi bukti kondisi tanah yang telah terdegradasi. Pemberian pupuk
organik merupakan cara untuk memperbaiki kualitas tanah dan produktivitas lahan,
meskipun kandungan hara dari pupuk organik umumnya lebih rendah dibanding
pupuk anorganik. Kriteria dan atribut untuk menilai keberlanjutan pertanian
organik dalam menunjang konservasi tanah dibutuhkan untuk menilai
keberlanjutan penerapan pertanian padi organik. Penelitian ini dilakukan dengan
tujuan untuk mengembangkan kriteria dan atribut penilaian keberlanjutan
penerapan pupuk kompos di sawah padi serta melakukan pembuktian bahwa
pertanian padi organik menguntungkan dari aspek lingkungan, ekonomi, dan
teknologi. Metode penelitian yang digunakan adalah penilaian kriteria dan atribut
keberlanjutan penerapan pupuk organik berdasarkan faktor-faktor internal dan
faktor-faktor eksternal dalam kerangka SWOT. Teknik delphi digunakan untuk
memberikan kriteria dan atribut dari aspek lingkungan, ekonomi, dan teknologi.
Hasil penilaian dari teknik delphi menunjukkan bahwa atribut kesuburan tanah,
pendapatan petani, dan ketersediaan bahan baku kompos memiliki bobot tertinggi
di faktor kekuatan penerapan pupuk organik. Sementara hasil panen padi yang turun
saat transisi lahan non-organik ke organik, modal dan perawatan pertanian sistem
organik yang cukup mahal dan rumit, serta proses pengomposan menjadi atribut
yang memiliki nilai tinggi sehingga atribut tersebut menjadi kelemahan penerapan
pupuk organik di sawah padi. Hasil uji kualitas kimia tanah, air irigasi, dan pupuk
kompos serta didukung hasil perhitungan R/C rasio petani membuktikan bahwa
kondisi pertanian padi organik mampu menjaga kualitas dan kesuburan tanah, serta
menguntungkan secara ekonomi. Penilaian status keberlanjutan penerapan pupuk
organik padat menunjukkan bahwa sistem pertanian padi organik terbukti memiliki
potensi keberlanjutan yang tinggi dan menguntungkan petani pada aspek
lingkungan, ekonomi, dan penerapan teknologi