Pemanfaatan teknologi informasi di bidang procurement di ITB harus mendukung
Tridharma Perguruan Tinggi. Procurement merupakan wilayah kerja kooperatif yang
melibatkan banyak pihak mulai tahapan perencanaan, pemilihan penyedia sampai
dengan pelaksanaan pekerjaan. Digitalisasi pengadaan merubah proses koordinasi dan
transaksi diantara para pelaku pengadaan. Untuk mengkaji transparansi dan akses pasar
pada e-procuement, penulis menggunakan teknik penelitian kualitatif dengan
melakukan pengamatan pada procurement di ITB. Pekerjaan kooperatif pengadaan
barang/jasa tersebut seringkali melintasi tempat dan waktu. Teknologi informasi
dikembangkan untuk memfasilitasi kerja kooperatif yang melintasi ruang dan waktu.
Sebagaimana konsep Computer Support Cooperative Work (CSCW), seharusnya
e-procurement merupakan pengembangan teknologi informasi untuk memfasilitasi
ruang informasi bersama yang lebih luas.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui transparansi dan akses pasar pada
e-procurement di ITB melalui kajian konsep Common Information Spaces (CIS).
Penelusuran entitas yang terlibat dalam pekerjaan kooperatif dilakukan melalui
perspektif Actor Network Theory (ANT) yang berfokus pada kalkulasi dan
pembingkaian entitas – entitas di setiap aktivitas dalam tahapan pengadaan barang/jasa.
Berdasarkan hasil analisa dengan menggunakan ANT, terdapat ruang-ruang yang
menyusut dikarenakan adanya batasan-batasan pertemuan antara para pelaku
pengadaan untuk menghindari adanya persekongkolan diantara para pelaku pengadaan.
Penambahan fitur yang meningkatkan akses informasi dan akses pembelajaran bagi
para pelaku pengadaan barang/jasa secara real time merupakan solusi ruang informasi
bersama yang menyusut. Pengembangan sistem e-procurement dalam rangka tujuan
procurement yang transparan dan meningkatkan akses pasar dapat tercapai dengan
terciptanya ruang informasi bersama yang lebih luas.