digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

PT Kimia Farma (Persero) Tbk. merupakan BUMN di Indonesia yang bergerak di bidang industri kesehatan. Salah satu bidang usaha yang dijalankan Kimia Farma adalah memproduksi obat-obatan. Produk yang memiliki permintaan paling banyak di pabrik Kimia Farma Bandung adalah obat yang berbentuk tablet. Dalam memenuhi permintaan obat dengan jenis tablet, sering diberlakukan sistem lembur. Berdasarkan hasil analisis, hal ini disebabkan oleh metode penjadwalan produksi yang belum optimal akibat tidak terdapatnya prosedur penjadwalan yang sistematis. Hal ini ditunjukkan dengan makespan yang panjang, rata-rata utilisasi mesin yang rendah, dan kebutuhan major cleaning yang tinggi. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah memberikan usulan metode penjadwalan yang dapat meminimasi makespan sehingga kebutuhan lembur dapat berkurang. Sistem produksi yang dijalankan untuk memproduksi tablet adalah flexible flow shop dengan sembilan tahapan produksi. Masing-masing tahap produksi memiliki jumlah mesin yang berbeda. Mesin paralel yang terdapat pada suatu tahap bisa saja memiliki kapasitas hingga spesifikasi yang berbeda sehingga tidak seluruh mesin bisa digunakan untuk memproduksi seluruh jenis tablet. Metode pembersihan mesin pun dapat berbeda tergantung urutan pengerjaan job sehingga disebut sebagai sistem sequence dependent. Model penjadwalan yang diusulkan pada penelitian ini adalah model heuristik Theory of Constraints (TOC) yang telah dikembangkan untuk disesuaikan dengan kondisi aktual. Model tersebut diaplikasikan pada data permintaan bulan Januari 2018 dan mampu menghasilkan pengurangan makespan untuk memproduksi 61 batch tablet dari 597,86 jam menjadi 568,81 jam sehingga kebutuhan lembur pun dapat berkurang sebanyak 3 hari. Pengurangan makespan ini diikuti oleh peningkatan rata-rata utilisasi mesin dari 52,88% menjadi 56,80% serta penurunan jumlah major cleaning dari 168 kali menjadi 143 kali.