digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Sheila Faiha Namada
PUBLIC didi kusnendi

Pembangunan infrastruktur berupa tunnel di Jalan Bebas Hambatan Cisumdawu menimbulkan lahan tanpa vegetasi dengan sifat fisik, kimia, dan biologi tanah yang kurang baik. Keberadaan vegetasi memiliki peran sebagai pengikat tanah pada daerah pergerakan tanah permukaan untuk mengatasi permasalahan tanah tidak stabil. Penelitian ini bertujuan menduga distribusi akar pada dua media berbeda yang direpresentasikan oleh nilai indeks kedangkalan akar dan menentukan efek pemberian bahan organik terhadap nilai indeks kedangkalan akar. Penelitian berlokasi di Screenhouse Kampus ITB Jatinangor selama 3 bulan. Jenis tanaman yang digunakan adalah tanjung (Mimusops elengi) dan kiara payung (Filicium decipiens) masing-masing sebanyak 60 sampel. Media tanah yang digunakan berasal dari lahan yang berada di atas tunnel 1 Cisumdawu. Parameter yang diukur meliputi diameter dan arah akar proksimal (percabangan akar pertama yang berasal dari bagian pangkal batang), diameter batang, serta panjang akar. Perlakuan yang digunakan berupa kontrol (tidak diberi bahan organik) dan penambahan bahan organik 50% pada masing-masing jenis tanaman. Analisis variansi antara jenis tanaman dan penambahan bahan organik dilakukan untuk mengetahui besar pengaruh perlakuan terhadap indeks kedangkalan akar. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata indeks kedangkalan akar tanjung kontrol dan indeks pada penambahan bahan organik 50% berturut-turut sebesar 0,037 dan 0,055. Nilai rata-rata indeks kedangkalan akar kiara payung kontrol dan indeks pada penambahan bahan organik 50% berturut-turut sebesar 0,033 dan 0,05. Penambahan bahan organik 50% memberikan pengaruh terhadap peningkatan nilai indeks kedangkalan akar tanjung dan kiara payung berturut-turut sebesar 3,5% dan 3,4%. Hal tersebut mengindikasikan bahwa bahan organik perlu ditambah untuk meningkatkan nilai indeks kedangkalan akar sekaligus stabilitas permukaan tanah.