ABSTRAK Aditya Pratama
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB
COVER Aditya Pratama
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Aditya Pratama
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Aditya Pratama
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Aditya Pratama
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Aditya Pratama
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Aditya Pratama
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 Aditya Pratama
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Aditya Pratama
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Penggunaan Beton Pracetak di Indonesia kian meningkat dikarenakan besarnya manfaat yang ditawarkan. Salah satu jenis beton pracetak yang sering digunakan adalah beton pracetak berjenis Girder yang digunakan pada konstruksi Jembatan dan Jalan Layang di Indonesia. Penggunaan teknologi terbaru dalam konstruksi yang melibatkan Beton Pracetak menimbulkan berbagai risiko yang dapat menimbulkan permasalahan seperti keterlambatan maupun biaya. Manajemen Risiko dibutuhkan untuk mengidentifikasi dan mengantisipasi risiko yang muncul. Dilakukan studi kasus pada proyek Pembangunan 6 ruas jalan tol dalam kota jakarta tahap 1 seksi A Kelapa Gading – Pulo Gebang, proyek konstruksi jalan layang yang menggunakan Girder Beton Pracetak berjenis Box-Girder. Akan dilakukan identifikasi risiko yang terjadi sekaligus analisis kualitatif untuk menentukan prioritas risiko yang muncul pada pelaksanaan yang melibatkan girder. Dua pekerjaan utama yang ditinjau adalah pekerjaan yang mempunyai tingkat risiko relatif tinggi dibandingkan dengan pekerjaan lain, yaitu adalah pekerjaan Girder Stressing dan Ereksi Girder. Identifikasi risiko dilakukan dengan melakukan kajian berdasarkan dokumen terdahulu dan dengan melakukan wawancara dengan tenaga ahli. Diperoleh 50 risiko Girder Stressing dan 65 risiko Ereksi Girder. Setelah risiko sudah teridentifikasi, maka dilakukan penentuan prioritas risiko dengan melakukan penyebaran kuesioner kepada para tenaga kerja yang terlibat didalam proyek yang ditinjau. Risiko dengan nilai risiko tertinggi secara keseluruhan akan dilakukan proses respon risiko dengan melakukan wawancara kepada tenaga ahli terkait solusi korektif dan preventif. Risiko terhadap keterlambatan kegiatan Girder Stressing tertinggi adalah keterlambatan pihak perencana atau konsultan Manajemen Konstruksi dalam menyetujui Gambar Kerja, dengan kelompok risiko tertinggi ada pada Kelompok Resources atau Sumber daya yang digunakan pada pelaksanaan Girder Stressing (seperti tenaga kerja dan material). Risiko terhadap keterlambatan kegiatan Ereksi Girder tertinggi adalah risiko terkait Terbatasnya waktu pelaksanaan ereksi yang tersedia setiap harinya, dengan kelompok risiko tertinggi ada pada kelompok Kondisi Proyek terkait Ereksi.