digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

kompor gas berstandar SNI 7469:2013, dimana salah satu persyaratan diwajibkan untuk memiliki sertifikasi ISO 9001:2015 dan wajib menerapkan manajemen risiko pada aktivitas bisnisnya. Sebagai perusahaan manufaktur, mayoritas proses bisnisnya terkait dengan rantai suplai yang terpapar oleh berbagai macam risiko. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk menerapkan manajemen risiko rantai suplai agar dapat mempersiapkan diri terhadap terwujudnya risiko yang berpotensi merugikan perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi, menilai, dan merancang usulan mitigasi dan rencana pemulihan risiko rantai suplai pada PT AAU. Penelitian ini memanfaatkan kerangka manajemen risiko rantai suplai yang dikembangkan oleh Waters (2007) yang dapat dijabarkan dalam tiga tahapan utama. Tahap pertama berupa identifikasi risiko berdasarkan proses bisnis rantai suplai menggunakan model Supply Chain Operations Reference (SCOR). Tahap selanjutnya adalah memberikan penilaian konsekuensi, probabilitas, dan deteksi kepada masing-masing risiko teridentifikasi berdasarkan pertimbangan manajemen melalui penyebaran format penilaian. Dengan menggunakan metode Risk Failure Mode and Effect Analysis (RFMEA), ditentukan risiko kritis yang menjadi prioritas. Risiko-risiko tersebut kemudian dikelompokkan berdasarkan similaritasnya dimana dibuat usulan mitigasi dan rencana pemulihan untuk masing-masing kelompok. Hasil penelitian pada PT AAU menunjukkan bahwa perusahaan memiliki 122 risiko berdasarkan 94 aktivitas bisnis rantai suplai. Berdasarkan pengolahan penilaian risiko, didapatkan 56 risiko kritis yang dikelompokan menjadi 20 kelompok risiko. Hasil usulan respons untuk masing-masing kelompok risiko didokumentasikan ke dalam dokumen Business Continuity Plan (BCP) dan Disaster Recovery Plan (DRP) PT AAU.