COVER Nurizal Furqon Nugraha
EMBARGO  2027-06-07 
EMBARGO  2027-06-07 
BAB 1 Nurizal Furqon Nugraha
EMBARGO  2027-06-07 
EMBARGO  2027-06-07 
BAB 2 Nurizal Furqon Nugraha
EMBARGO  2027-06-07 
EMBARGO  2027-06-07 
BAB 3 Nurizal Furqon Nugraha
EMBARGO  2027-06-07 
EMBARGO  2027-06-07 
BAB 4 Nurizal Furqon Nugraha
EMBARGO  2027-06-07 
EMBARGO  2027-06-07 
BAB 5 Nurizal Furqon Nugraha
EMBARGO  2027-06-07 
EMBARGO  2027-06-07 
PUSTAKA Nurizal Furqon Nugraha
EMBARGO  2027-06-07 
EMBARGO  2027-06-07 
Indonesia merupakan salah satu produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia
dengan kapasitas mencapai 31 juta ton per tahun. Hal tersebut berdampak pada
tingginya limbah yang dihasilkan seperti limbah cair kelapa sawit atau POME.
Karakteristik POME dapat menguntungkan karena memiliki sumber karbon yang
tinggi sehingga banyak digunakan untuk produksi biogas. Selain itu, POME dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan carbon nanotubes (CNT). CNT
merupakan nanokarbon berbentuk silinder dengan konduktivitas elektrik yang
tinggi dan densitas yang rendah. Aplikasi CNT banyak digunakan sebagai media
penyimpanan energi seperti bahan elektroda pada superkapasitor yang
menghasilkan kapasitansi spesifik mencapai 79,57 F.g-1.
Laboratorium KPEE-ITB telah berhasil memproduksi CNT dari POME dengan
metode pirolisis. Namun, perolehan CNT masih rendah dan ketika dibuat
superkapasitor, kapasitansi yang dihasilkan masih belum mampu bersaing dengan
superkapasitor komersial. Tujuan penelitian ini yaitu meningkatkan kapasitas
produksi CNT dengan menambahkan 3 kali lipat bahan baku dan alat perangkap
CNT berbahan stainless steel mesh pada ujung tubular furnace. Selain itu,
peningkatan kapasitansi spesifiksel superkapasitor simetrik dilakukan dengan
meningkatkan wettability menggunakan metode wet mechanochemical ball mill
(WMBM) dan wet mechanochemical sonicaton (WMSO). Variasi jenis separator
(sulfonated tetrafluoroethylene dan kertas saring) dilakukan untuk mengetahui
pengaruh jenis separator terhadap kapasitansi spesifik.
Peningkatan bahan baku dan penggunaan alat perangkap berbahan stainless steel
mesh mampu meningkatkan perolehan CNT dari 0,46% menjadi 0,96%
(perolehan dari fix carbon maksimal 2,94%). Kapasitansi spesifik sel
superkapasitor dengan menggunakan separator kertas saring dan sulfonated
tetrafluoroethylene masing-masing sebesar 3,14 dan 14,42 F.g-1. Peningkatan
wettability CNT menggunakan metode WMBM dan WMSO pada sel
superkapasitor dengan separator sulfonated tetrafluoroethylene menghasilkan
kapasitansi spesifik masing-masing sebesar 36,48 dan 16,39 F.g-1.