Sebagai usaha dalam memberikan kontribusi terhadap kelangsungan produksi gas di blok
Mahakam, maka zona dalam lapangan Hana saat ini mulai dikembangkan. Permasalahan yang
dialami dalam pengembangan zona dalam ini adalah keterbatasan dalam ketersediaan data
seismik untuk mengetahui geometri dari reservoir, yang didominasi oleh endapan distributary
channel.
Dalam pemodelan reservoir yang telah dilakukan sebelumnya, batasan geometri endapan
distributary channel menggunakan rasio antara ketebalan reservoir terhadap lebar distributary
channel sebesar 1:80, berdasarkan beberapa peneliti terdahulu (Mercier dan Allen, 1985, Duval,
1992, dan Lafont, 2003). Dalam penelitian ini, penulis menduga bahwa rasio yang digunakan
sebelumnya masih terlalu kecil. Hal tersebut diindikasikan dari hasil perhitungan volumetrik
yang dilakukan pada reservoir penelitian lebih kecil bila dibandingkan hasil perhitungan dengan
menggunakan metode material balance yang dianggap lebih valid.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, rasio antara ketebalan reservoir terhadap lebar
distributary channel yang sesuai digunakan dalam pemodelan reservoir xx-7/75aS adalah sebesar
1:120. Hasil tersebut memberikan peluang untuk menambahkan sumur serapan baru.