digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER Zakaria Sofyan Laksmana
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Zakaria Sofyan Laksmana
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Zakaria Sofyan Laksmana
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Zakaria Sofyan Laksmana
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Zakaria Sofyan Laksmana
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Zakaria Sofyan Laksmana
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Zakaria Sofyan Laksmana
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan

Pulau Lombok merupakan satu dari sekian banyak pulau di sepanjang Busur Sunda Timur (Eastern Sunda Arc) yang terbentuk akibat subduksi lempeng aktif dengan frekuensi aktivitas tektonik regional yang tergolong tinggi. Di antara sekian banyak aktivitas tektonik tersebut, salah satu yang paling mendapat perhatian dari berbagai pihak dewasa ini adalah kejadian rangkaian gempa Lombok pada pertengahan tahun 2018 tersebut di mana gempa ini telah menelan banyak korban dan menyebabkan berbagai kerusakan bangunan. Dari rangkaian gempa tersebut, salah satu gempa yang paling merusak adalah gempa pada tanggal 5 Agustus dengan magnitudo momen sebesar Mw6.9 (sebagaimana yang dilansir oleh USGS) di mana gempa ini sendiri ditenggarai berkaitan dengan gempa yang terjadi sebelumnya pada tanggal 29 Juli dengan kekuatan Mw6.4 (USGS) dan dua gempa setelahnya (masing-masing berkekuatan Mw6.3, USGS dan Mw6.9, USGS) yang menyusul pada tanggal 19 Agustus. Dalam penelitian ini, data arrival time dari total 26 stasiun pengamatan yang terdaftar pada katalog IRIS dengan jarak <50° dari lokasi sumber gempa awal akan dikoreksi lebih lanjut melalui program auto-picking yang mana hasil picking tersebut selanjutnya akan digunakan sebagai acuan dalam proses korelasi silang seismogram (waveform cross-correlation). Selanjutnya, hasil dari korelasi silang ini akan dipergunakan sebagai input dalam proses penentuan lokasi-lokasi hiposenter baru dengan pendekatan probabilistik non-linear melalui algoritma octtree importance sampling pada software NonLinLoc dengan acuan model kecepatan global ak135-F. Lokasi-lokasi gempa yang diperoleh tersebut mengindikasikan kemungkinan terdapatnya suatu segmen patahan dengan orientasi yang relatif berarah W-E yang saling mengaitkan antara kedua gempa yang terjadi pada tanggal 19 Agustus, di mana dalam ruang lingkup yang lebih luas lokasi-lokasi baru keempat gempa tersebut secara umum cenderung lebih mengelompok pada area yang mengalami intensitas guncangan gempa terbesar sebagaimana yang dilaporkan oleh BNPB.