digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

SPMB-untuk-yang-tidak-mampu.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan

ABSTRAK:ORANG miskin dilarang sekolah. Meskipun jargon ini terasa berlebihan, kemunculannya didasarkan pada realita, pendidikan itu mahal. Tetapi, di mata Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB, Dr. Adang Surahman, M.Sc., realita itu bisa diubah jika masyarakat yang mampu secara finansial mau berempati pada masyarakat miskin. Tidak cukup hanya dengan bersimpati tanpa adanya perbuatan. Rasa empati harus dijelmakan melalui aksi yang nyata. Jika tidak demikian, bisa jadi ada pembenaran terhadap jargon tersebut. Padahal, pendidikan adalah hak setiap warga negara, baik itu masyarakat miskin maupun kaya. Sayangnya, di tengah-tengah masyarakat hedon saat ini, empati sosial sulit muncul. Karena itu, kata Adang, masyarakat mampu harus mau belajar bagaimana berempati pada sesamanya yang kebetulan secara finansial tidak mampu. "Untuk melakukannya, sebenarnya bukan hal yang sulit dan bisa dimulai sekarang juga. Dalam hal ini, kita bisa memanfaatkan momen SPMB (seleksi penerimaan mahasiswa baru) untuk mengaplikasikan kepedulian sosial kita terhadap masyarakat tidak mampu," kata Adang Surahman, beberapa waktu lalu, di Bandung ..................