digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Dimas Primanto
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Dimas Primanto
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 2 Dimas Primanto
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 3 Dimas Primanto
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 4 Dimas Primanto
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 5 Dimas Primanto
PUBLIC Alice Diniarti

PUSTAKA Dimas Primanto
PUBLIC Alice Diniarti

Aditif antifriction dan antiwear sering digunakan sebagai tambahan campuran terhadap pelumas dengan tujuan untuk meningkatkan performa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aditif tersebut terhadap perubahan koefisien gesek dan wear scar pelumas tersebut terhadap benda uji. Pengujian dilakukan dengan mengadaptasi standar pengujian bahan bakar ASTM D 5001 (BOCLE) (2) dan ASTM 6078 (SLBOCLE) (3). Unit uji berupa steel ball yang digesekkan pada ball bearing yang sebagian permukaannya terendam pelumas dan berputar dengan kecepatan + 227 rpm pada suhu 40°C, 70°C, dan 100°C selama 30 menit dengan beban 3 kg. Pelumas yang digunakan ialah pelumas mesin bensin A dan pelumas mesin diesel B dengan aditif X dan Y dengan konsentrasi 5% dan 10%. Selisih daya motor antara sebelum dan sesudah pembebanan diterjemahkan sebagai daya gesek yang terjadi, yang selanjutnya melalui perhitungan bisa didapatkan besarnya koefisien gesek. Sedangkan untuk pengukuran wear scar dilakukan dengan menggunakan mikroskop optik dengan meneliti bekas goresan yang ditimbulkan dari pengujian tersebut. Untuk pelumas mesin bensin A dengan tambahan aditif terbukti mampu menurunkan ukuran rata-rata diameter wear scar hingga sebesar 6,8%, sedangkan untuk pengujian koefisien gesek data yang dihasilkan tidak bisa digunakan dikarenakan kesalahan prosedur pengujian. Secara mengejutkan untuk pelumas mesin diesel B, pemberian aditif justru meningkatkan ukuran rata-rata diameter wear scar hingga sebesar 27,8%, sedangkan untuk besarnya koefisien gesek juga mengalami mengalami keanehan, untuk aditif Y berhasil menurunkan koefisien gesek hingga 32,7%, namun untuk aditif X malah meningkatkan besarnya koefisien gesek hingga 26%. Dari penelitian ini terlihat bahwa tidak semua aditif memiliki tingkat kecocokan yang baik untuk berbagai macam jenis pelumas.