COVER Damas Chandra Suwito
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Damas Chandra Suwito
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Damas Chandra Suwito
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Damas Chandra Suwito
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Damas Chandra Suwito
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Damas Chandra Suwito
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Damas Chandra Suwito
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Statistik pergerakan penumpang di bandar udara-bandar udara utama seluruh
Indonesia menunjukkan peningkatan penumpang yang signifikan. Statistik 5
bandar udara utama, yakni Bandar udara Internasional Soekarno Hatta (Jakarta),
Bandar udara Juanda (Surabaya), Bandar udara Ngurah Rai (Denpasar), Bandar
udara Sultan Hasanudin (Makasar), dan Bandar udara Polonia (Medan), BPS
mencatat terjadinya peningkatan penumpang sebanyak 22,39% dari tahun 2009 ke
2010 dengan total penumpang mencapai 53,4 juta penumpang. Peningkatan
pertumbuhan penumpang yang cukup signifikan ini disatu sisi memberikan sinyal
positif bagi pertumbuhan dunia penerbangan di Indonesia. Disisi lain juga
diperlukan peningkatan pengawasan keamanan dalam keseluruhan operasional
penerbangan untuk menciptakan keselamatan dan keamanan penerbangan sebagai
konsekuensi dari arus pergerakan orang yang semakin besar. Insiden 9/11 adalah
salah satu bukti dari gagalnya bandara dalam melakukan screening penumpang.
Undang-undang menyatakan bahwa transportasi udara diatur oleh Negara dan
didukung oleh Pemerintah. Direktorat Jendral Perhubungan Udara sebagai
regulator yang menagtur dan mengawasi keselamatan dan keamanan penerbangan.
Tugas akhir ini menghasilan klasifikasi dari Bandar udara di Indonesia
berdasarkan kategori risiko keamanan. Tugas akhir ini menggunakan airport
characteristics measurement tool untuk menentukan level kategori risiko tiap
Bandar udara. Bandar udara dibagi kedalam 4 kategori. Kategori tingkat risiko
kemanan bandara akan berguna dalam melakukan perhitungan jumlah personel
kemanan Bandar udara. Tugas akhir ini akan mendiskusikan bagaimanan prosedur
kemanan akan mempengaruhi operasi bandar udara. Jumlah personel kemanan
bandar udara dihitung berdasarkan sistem kemanan berlapis. Sistem keamanan
berlapis berasal dari turunan Swiss cheese model. Perhitungan personel kemanan
dibagi berdasarkan lisensinya yaitu; Basic avsec, Junior avsec dan Senior avsec.