digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Arif Nurizki
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Arif Nurizki
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Arif Nurizki
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Arif Nurizki
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Arif Nurizki
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Arif Nurizki
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Arif Nurizki
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Arif Nurizki
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Pemerintah di Indonesia mulai mengeluarkan isu mengenai pengalihan bahan bakar minyak ke gas meskipun Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) di Indonesia masih jarang. Pendistribusian gas dari stasiun gas utama ke SPBG saat ini dilakukan dengan jaringan pipa. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, SPBG akan dibangun pada lokasi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), dimana lokasi tersebut jauh dari stasiun pusat gas sehingga rancangan sistem harus dibuat untuk menampung dan memanfaatkan hasil distribusi menggunakan truk agar volume gas yang dijual lebih maksimal. Rancangan tersebut meliputi perancangan Piping and Instrumentation Diagram (P&ID), perhitungan prestasi sistem berupa total waktu pengolahan gas untuk siap jual, dan simulasi investasi. P&ID dibuat berdasarkan kebutuhan dari sistem SPBG beserta pemilihan katup-katup berdasarkan fungsinya. Sistem SPBG akan dirancang untuk Pengisian Cepat karena terbatasnya lahan pada SPBU. Rancangan sistem dibuat untuk meningkatkan volume jual gas karena distribusi gas tidak kontinu. Dari P&ID tersebut dapat dihitung prestasi sistem dengan menggunakan Persamaan Weymouth dengan menggunakan asumsi gas tidak ideal, adiabatik dan non isentropik. Total waktu yang dibutuhkan untuk satu siklusnya adalah sebesar 69 menit dengan sebagian besar waktunya digunakan dengan kompresor. Pembangunan SPBG ini membutuhkan investasi awal. Investasi disimulasikan dalam bentuk investasi sederhana dalam dua model dengan variabel ubah berupa upah dari Rp 100,00 sampai Rp 500,00 per liter gas 250 bar. Dari hasil simulasi, dipilih Model A dengan upah Rp 400,00 karena nilai IRR lebih dari 30% dengan jumlah pengantaran truk per bulan 54 kali.