digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Ellena Yuanita
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 1 Ellena Yuanita
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 2 Ellena Yuanita
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 3 Ellena Yuanita
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 4 Ellena Yuanita
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 5 Ellena Yuanita
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 6 Ellena Yuanita
PUBLIC Yoninur Almira


Interaksi antar kota dan wilayah dapat mempengaruhi kemajuan ekonomi dan meningkatkan mobilitas penduduk. Jakarta - Bandung merupakan daerah yang memiliki interaksi kuat, sehingga menciptakan mobillitas yang besar antar kedua wilayah. Mobilitas ini perlu didukung oleh sistem transportasi yang baik dan memadai. Angkutan Bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) jurusan Jakarta -bandung dan sebaliknya adalah salah satu jenis transportasi yang melayani trayek tersebut. Keberadaan moda transportasi ini menjadi alternatif penting bagi kelompok masyarakat yang mempunyai aktivitas ekonomi timbal balik Jakarta Bandung, namun pergerakan dari Jakarta – bandung atau sebaliknya saat ini tidak efektif karena waktu tempuh perjalanan rute Jakarta – bandung yang cukup lama ± 4-5 Jam bahkan lebih pada waktu – waktu tertentu. Terkait hal tersebut terdapat indikasi adanya perubahan persepsi masyarakat dalam menggunakan jasa angkutan bus AKAP rute Jakarta - Bandung, yang menyebabkan terjadinya penurunan jumlah penumpang yang berdampak pada penurunan jumlah operator bus AKAP. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi pengguna jasa transportasi terhadap layanan jasa angkutan bus AKAP rute Jakarta – Bandung dan faktor – faktor yang mempengaruhinya dari kondisi existing dan dari adanya perubahan layanan yan g ditawarkan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan metode analisis data menggunakan model binary logistic regression. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa beberapa faktor – faktor yang mempengaruhi penurunan jumlah penumpang dilihat dari intensitas penggunaan moda terdiri dari jenis kelamin, biaya perjalanan, waktu tempuh perjalanan, keamaanan didalam bus. Sedangkan probabilitas pengguna bus AKAP untuk tetap menggunakan moda angkutan bus AKAP adalah sebesar 11,90% dan probabilitas pengguna bus AKAP untuk berpindah menggunakan moda lain adalah sebesar 88,10 %.