digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ANDREW WINATA & OKTA NURWIDYAS AMALIA_LAMPIRAN.pdf)u
Terbatas Rina Kania
» ITB

COVER Okta Nurwidyas Amalia
Terbatas Rina Kania
» ITB

BAB 1 Okta Nurwidyas Amalia
Terbatas Rina Kania
» ITB

BAB 2 Okta Nurwidyas Amalia
Terbatas Rina Kania
» ITB

BAB 3 Okta Nurwidyas Amalia
Terbatas Rina Kania
» ITB

BAB 4 Okta Nurwidyas Amalia
Terbatas Rina Kania
» ITB

BAB 5 Okta Nurwidyas Amalia
Terbatas Rina Kania
» ITB

BAB 5 Okta Nurwidyas Amalia
Terbatas Rina Kania
» ITB

DAFTAR Okta Nurwidyas Amalia
Terbatas Rina Kania
» ITB

Berdasarkan International Energy Outlook-2018, total pemakaian energi negara-negara non-OECD diprediksi mengalami peningkatan hampir 41% dari tahun 2010 sampai 2040. Pemakaian energi listrik mengalami peningkatan yang lebih pesat daripada sektor energi lainnya, sekitar 4,8% dari tahun 2015 sampai 2016. Hal tersebut dapat diatasi dengan memanfaatkan potensi energi surya. Energi surya dapat diubah menjadi energi listrik dengan sel surya. Sel surya yang umum digunakan adalah silikon kristalin. Namun, sel surya tersebut memiliki kekurangan pada biaya pembuatan dan absorbsi cahaya. Oleh karena itu perlu digunakan material absorber lain yaitu Cu2ZnSnS4 (CZTS). Sintesis Cu2ZnSnS4 dilakukan dengan metode ultrasonic spray pyrolysis karena metode ini sederhana, cepat dan dapat digunakan untuk produksi secara massal. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi Cu pada struktur, sifat optik, sifat listrik, dan morfologi, maka konsentrasi Cu divariasikan 1 mmol, 1,3 mmol, 1,6 mmol, dan 1,9 mmol. Karakterisasi X-ray diffraction menunjukkan bahwa material yang terbentuk adalah Cu2ZnSnS4 dengan fasa sekunder berupa ZnS, Cu2S, dan SnS. Material Cu2ZnSnS4 yang terbentuk merupakan Cu-poor dan Zn-rich dengan band gap 1,7 eV- 1,95 eV serta struktur semi kristalin. Penambahan konsentrasi Cu tidak memiliki hubungan yang jelas dengan kristalinitas, kandungan Cu setelah sulfurisasi, band gap, dan pertumbuhan butiran.