Perkembangan Kota Bandung dipengaruhi oleh pertumbuhan populasi akibat
urbanisasi, terutama para pendatang yang akhirnya menetap menyebabkan
timbulnya permasalahan dalam hal perkembangan permukiman khususnya
permukiman kumuh. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah pusat dan
Pemerintah Kota Bandung untuk menangani masalah permukiman kumuh melalui
program perbaikan kampung sejak tahun 1978, namun belum diketahui informasi
terkini yang menjelaskan perubahan aset sustainable livelihood pada lokasi
program perbaikan permukiman kumuh di Kota Bandung pada saat program
dijalankan dan saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan perubahan hasil
program-program perbaikan kawasan permukiman kumuh yang pernah dilakukan
di Kota Bandung berdasarkan aset sustainable livelihoods, yang mencakup aset
sumber daya alam, fisik, keuangan, sumber daya manusia dan modal sosial dengan
metode penelitian kualitatif menggunakan analisis deskriptif. Hasil analisis
menunjukkan bahwa program yang memberikan dampak peningkatan aset
livelihood paling banyak hingga saat ini yaitu BUDP I dan II, karena dapat
meningkatkan aset sumber daya alam, fisik dan keuangan. Sedangkan untuk
program dengan fokus perbaikan yang lebih komprehensif pada setiap aspek seperti
P2KP dan PNPM memberikan dampak peningkatan aspek livelihood yang lebih
sedikit dan hanya bertahan selama umur program.