COVER Adolf Yoshua Marbun
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Adolf Yoshua Marbun
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Adolf Yoshua Marbun
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Adolf Yoshua Marbun
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Adolf Yoshua Marbun
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Adolf Yoshua Marbun
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Adolf Yoshua Marbun
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan
Beberapa tahun terakhir, kebutuhan energi meningkat pesat seiring dengan peningkatan populasi manusia yang membuat pertumbuhan ekonomi meningkat dan akan mendorong penggunaan energi secara global. Minyak dan gas bumi sampai saat ini masih menjadi andalan pemenuhan kebutuhan energi. Akan tetapi, energi dari fossil tidak selamanya bisa memenuhi kebutuhan energi. Oleh karena itu, diperlukan dorongan terhadap peranan energi alternatif yang ramah lingkungan dan dapat memenuhi keutuhan energi yang kian meningkat. Salah satu energi alternatif tersebut adalah energi panasbumi. Secara geografis, kondisi tektonik Indonesia sangat mendukung untuk memiliki pasokan energi alternatif tersebut, sebab Indonesia berada di wilayah ring of fire, dimana jalur vulkanik membentang dari Sumatera sampai Nusa Tenggara. Keberadaan jalur vulkanik ini menjadi salah satu kriteria bagi Indonesia berpotensi tinggi pada sistem panasbumi. Metode geofisika yang banyak dilakukan untuk eksplorasi panasbumi adalah metode magnetotellurik. Metode ini merupakan metode geofisika pasif yang memanfaatkan medan elektromagnetik alam untuk mengetahui dan menentukan sifat listrik batuan pada kedalaman yang sangat dalam. Seringkali dalam pengukurannya, sinyal yang terukur diganggu oleh noise yang berasal dari aktivitas manusia, salah satunya noise akibat jala listrik (PLN) yang berfrekuensi 50 Hz. Noise ini mengganggu sinyal pada frekuensi 50 Hz. Noise yang diabaikan pada
tahap pengolahan data magnetotellurik, akan berdampak pada kekeliruan interpretasi model bawah permukaan. Oleh sebab itu, diperlukan suatu metode untuk menapis (filter) noise pada frekuensi 50 Hz. Filter yang digunakan adalah filter notch yang merupakan bentuk lain dari filter stop-band. Filter notch memiliki lebar pita frekuensi yang sangat sempit sehingga bisa didekatkan pada suatu nilai frekuensi (dalam hal ini 50 Hz). Pada tahap awal, sinyal sintetik dengan frekuensi yang lebih rendah dari 50 Hz diaplikasikan pada filter dan hasil menunjukkan bahwa filter berhasil menekan noise pada frekuensi 50 Hz dengan nilai RMSE yang bervariasi terhadap nilai faktor kualitas Q. Data time-series magnetotellurik .TS3 dan .TS4 kemudian diaplikasikan dan filter memberikan hasil yang sama yaitu dapat menapis sinyal pada frekuensi disekitar 50 Hz.