Di wilayah tropis seperti Indonesia memiliki kelembaban yang relatif tinggi, tingginya kadar air yang terkandung di dalam udara dapat terserap kedalam fluks dengan cepat. Fluks kawat las yang telah menyerap air dapat mempengaruhi kualitas sambungan las dan meningkatkan risiko cacat pada logam las, khususnya retak hidrogen. Dalam penelitian ini dipelajari sifat mampu las baja AISI 1035 terhadap variasi kadar air yang diserap oleh fluks elektroda las hidrogen rendah Kobe LB 52 (AWS 7016) pada lingkungan yang telah dikondisikan, berdasarkan metode Welding Institute of Canada (WIC) cracking test. Sampel dilas dengan pengkondisian preheat dan tanpa preheat pada logam induk. Setelah sampel uji dilas mengggunakan proses las SMAW, dilanjutkan pengamatan pada hari ketiga setelah pengelasan, dan dilakukan pengujian tidak merusak menggunakan metode dye penetrant. Retak hidrogen sepanjang 65% terjadi pada sampel yang tidak dikondisikan preheat pada logam induk dan pada fluks elektroda yang menyerap 7% uap air. Pada sampel yang dikondisikan preheat pada temperatur 150°C dengan kondisi fluks menyerap air sampai 1,4% 1,8%, dan 7% tidak ditemukan retakan. Maka preheat dapat mencegah atau menurunkan risiko cacat pada lasan. Sebagai salah satu analisis, preheat pada temperatur 150°C dan kadar air terserap sampai 7% dapat direkomendasikan untuk elektroda hidrogen rendah Kobe LB 52.