Selenium merupakan salah satu unsur renik (trace element) yang essensial bagi tubuh manusia. Manfaat dan efek racun selenium selain dipengaruhi oleh jumlahnya, juga tergantung pada bentuk (spesies) kimianya. Di alam atau lingkungan dan beberapa organisme hidup, selenium terdapat dalam bentuk senyawa anorganik dan organik. Spesies selenium anorganik (khususnya selenit) bersifat lebih beracun daripada spesies organiknya. Konsentrasi selenium dalam kebanyakan air alam sangat rendah. Selenit dan selenat merupakan spesies selenium yang dominan terdapat dalam sampel air.
Berbagai metode telah digunakan untuk analisis rutin selenium, namun metode- metode tersebut memiliki banyak kelemahan, diantaranya: hanya menentukan konsentrasi total, infrastruktur yang besar, waktu analisis yang cukup lama, serta menggunakan reagen atau zat kimia yang tidak sedikit. Metode-metode voltammetri telah banyak digunakan untuk mengatasi kelemahan tersebut dengan menggunakan elektroda kerja merkuri, baik berupa tetes merkuri maupun film merkuri. Sifat merkuri yang beracun merupakan suatu batasan yang serius dalam penggunaan elektroda kerja ini.
Berdasarkan latar belakang tersebut, pada penelit ian ini telah berhasil dibuat elektroda kerja amalgam tembaga (CuHg) dan elektroda pembanding Ag/AgCl untuk analisis selenium secara voltammetri. Elektroda kerja CuHg dibuat dengan cara sederhana yaitu dengan deposisi logam Cu pada permukaan batang elektroda dengan potensial dan waktu tertentu, kemudian dicelupkan ke dalam larutan Hg(NO3)2 jenuh untuk membentuk amalgam. Teknik voltammetri siklik dan lucutan denyut diferensial dengan HCl 0,1M sebagai larutan elektrolit pendukung digunakan untuk menyelidiki sifat-sifat elektrokimia dan analisis kuantitatif selenium pada permukaan elektroda kerja CuHg.
Teknik voltammetri siklik dilakukan pada rentang potensial kerja dari -300mV (Ei) hingga -800mV(Ef). Profil voltammogram siklik yang dihasilkan, dipengaruhi oleh konsentrasi selenium dan laju selusur yang diterapkan. Selain itu, banyaknya pengulangan siklik menghasilkan intensitas arus puncak reduksi yang semakin
terjadi adsorpsi selenium.
Sementara itu, validasi metode analisis selenium menggunakan teknik voltammetri lucutan denyut diferensial dilakukan dengan parameter optimum: Ei: -300mV, Ef: -800mV, Eacc: -450mV, tacc: 300 detik, laju selusur (?) 4mV/detik dan amplitudo denyut: 50mV. Metode ini memiliki presisi yang baik dengan nilai standar deviasi relatif (%RSD) dari 1,35% hingga 9,09% dan uji akurasi metode memberikan nilai persen rekoveri (%Rec) sebesar 108,9%. Kurva kalibrasi memiliki batas linear hingga 397,14µM dengan limit deteksi 20µM