2019_TS_PP_MUHAMMAD_HARITS_INSAN_KAMIL_ABSTRAK.pdf
PUBLIC Yoninur Almira 2019_TS_PP_MUHAMMAD_HARITS_INSAN_KAMIL_BAB_1.pdf
PUBLIC Yoninur Almira 2019_TS_PP_MUHAMMAD_HARITS_INSAN_KAMIL_BAB_2.pdf
PUBLIC Yoninur Almira 2019_TS_PP_MUHAMMAD_HARITS_INSAN_KAMIL_BAB_3.pdf
PUBLIC Yoninur Almira 2019_TS_PP_MUHAMMAD_HARITS_INSAN_KAMIL_BAB_4.pdf
PUBLIC Yoninur Almira 2019_TS_PP_MUHAMMAD_HARITS_INSAN_KAMIL_BAB_5.pdf
PUBLIC Yoninur Almira 2019_TS_PP_MUHAMMAD_HARITS_INSAN_KAMIL_BAB_6.pdf
PUBLIC Yoninur Almira 2019_TS_PP_MUHAMMAD_HARITS_INSAN_KAMIL_DAFTAR_PUSTAKA.pdf
PUBLIC Yoninur Almira
Geopark Batur merupakan geopark berskala internasional pertama di Indonesia
yang pengukuhannya ditujukan untuk meningkatkan perekonomian pedesaan lewat
upaya konservasi kekayaan geologis dan budaya lewat pemanfaatan aktivitas
geowisata. Dalam proses penetapannya, kawasan Geopark Batur masih memiliki
beberapa permasalahan fundamental seperti aktivitas galian C, pendangkalan
danau, konsentrasi kunjungan wisatawan yang didominasi one-day trip activity di
kawasan restoran jalur Panelokan, agresivitas pedagang suvenir, dan terbatasnya
aksesibilitas ke daya tarik yang menjadi fokus perbaikan dalam pengukuhannya
sebagai bagian dari UNESCO Global Geopark Network. Studi ini bertujuan untuk
mengkaji perubahan dan dampak dari pengembangan pariwisata terhadap aspek
fisik – lingkungan, sosial dan ekonomi dalam kawasan Geopark Batur
Pendekatan studi ini menggunakan analisis kualitatif deskritif dengan penentuan
sampel wawancara purposive sampling yang menghasilkan 21 informan yang
merupakan representasi dari stakeholder pemerintah, akademisi, organisasi
masyarakat, anggota local working group dan tokoh masyarakat, swasta dan
organisasi non – pemerintahan yang memiliki kaitan dengan pengembangan
pariwisata kawasan Geopark Batur.
Hasil dari studi menunjukan bahwa pengembangan pariwisata kawasan Geopark
Batur memiliki dampak positif dan negatif terhadap kondisi fisik – lingkungan,
sosial dan ekonomi. Dampak positif diantaranya adalah meningkatnya upaya
konservasi sumber daya alam oleh pemerintah dan masyarakat khusus nya generasi
muda lewat program Geopark to School, peningkatan fasilitas umum dan penunjang
pariwisata, meningkatnya kunjungan wisatawan menstimulasi tumbuhnya
akomodasi dan restoran di kawasan tepian Danau Batur yang berdampak kepada
penyediaan lapangan pekerjaan baik sektor formal dan informal, peningkatan
permintaan hasil produksi pertanian dan tumbuhnya UMKM yang menghasilkan
produk olahan hasil pertanian, perikanan dan kehutanan. Disisi yang lain,
pengembangan pariwisata juga memiliki dampak negatif diantaranya adalah
pendangkalan danau ,penurunan kualitas air disebabkan oleh akumulasi limbah
rumah tangga, pertanian, perikanan dan pariwisata dan peralihan fungsi lahan
menjadi lahan pertanian ataupun bangunan komersil yang berimplikasi kepada
meningkatnya potensi tanah longsor khususnya pada saat curah hujan tinggi. Selain
itu, munculnya permasalahan sosial seperti konflik antar kelompok dan
kecemburuan sosial didasari oleh belum meratanya manfaat ekonomi yang didapat
dari pengembangan pariwisata kawasan Geopark Batur. Dalam konteks Peran
LWG berfungsi sebagai trigger bagi masyarakat dalam pengembangan potensi dan
pengelolaan daya tarik geowisata, adapun urutan kluster ditinjau dari
kemampuanya dalam menggali potensi dan mengelola daya tarik adalah 1) Kluster
Abang Erawang; 2) Kluster Batur Kalanganyar; 3) Kluster Hulundanu Muncar; 4)
Kluster Manuk Tarumenyan; dan 5) Kluster Singa Mandawa.