2018_TA_PP_ICHSAN_AFRIANSYAH_1-ABSTRAK.pdf
PUBLIC Alice Diniarti 2019_TA_PP_ICHSAN_AFRIANSYAH_1_-_COVER1.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi 2019_TA_PP_ICHSAN_AFRIANSYAH_1_-_BAB_1.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi 2019_TA_PP_ICHSAN_AFRIANSYAH_1_-_BAB_2.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi 2019_TA_PP_ICHSAN_AFRIANSYAH_1_-_BAB_3.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi 2019_TA_PP_ICHSAN_AFRIANSYAH_1_-_BAB_4.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi 2019_TA_PP_ICHSAN_AFRIANSYAH_1_-_BAB_5.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi 2019_TA_PP_ICHSAN_AFRIANSYAH_1_-_BAB_6.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi 2019_TA_PP_ICHSAN_AFRIANSYAH_1_-_PUSTAKA.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi
Daerah penelitian terletak pada koordinat 6?52’24” LS - 6?57’56” LS dan 107?51’42” BT - 107?52’15” BT yang secara administratif berada di Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat dengan luas 1 km2. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan kondisi geologi teknik di daerah penelitian melalui pemetaan geologi teknik dengan skala 1:5.000 dan menganalisis kestabilan lereng dalam kaitannya untuk mendapatkan nilai faktor keamanan, penyebab longsoran yang telah terjadi, serta penanganan terhadap ketidakstabilan lereng di daerah penelitian. Metode yang digunakan mencakup studi literatur, pemetaan lapangan, pengujian batuan dan tanah di laboratorium, serta analisis kestabilan lereng dengan metode kesetimbangan batas.
Daerah penelitian memiliki ketinggian antara 600-787,5 meter di atas permukaan laut dengan kemiringan lereng 0% sampai lebih dari 140%. Proses geomorfik yang teramati berupa pelapukan, erosi, dan longsor. Geologi teknik daerah penelitian terdiri atas tiga satuan - dari tua ke muda - yaitu Satuan Breksi Tuf, Satuan Lava Andesit, dan Satuan Tanah Lanau Lempungan. Struktur geologi yang teramati berupa kekar berlembar pada Satuan Lava Andesit. Ruas jalan pada daerah penelitian berada pada zona kerentanan gerakan tanah tinggi dan kawasan rawan gempabumi tinggi.
Analisis kestabilan lereng atas pada ruas jalan raya di daerah penelitian menunjukkan bahwa, lereng berada pada kondisi kritis untuk terjadinya longsor dengan nilai faktor keamanan 1,12-1,16 pada kondisi eksisting. Rendahnya nilai faktor keamanan ini dipengaruhi oleh terjalnya sudut lereng, serta rendahnya nilai kohesi dan sudut geser dalam dari Satuan Tanah Lanau Lempungan. Hasil analisis balik juga menunjukkan bahwa kenaikan muka airtanah merupakan penyebab longsoran yang telah terjadi, dimana nilai faktor keamanan berkurang dari 1,02 menjadi 0,92. Oleh karena itu, perlu dilakukan penanganan pada lereng-lereng kritis di daerah penelitian sehingga mencapai nilai faktor keamanan yang stabil.