Industri pupuk kompleks menghasilkan air limbah yang berkontribusi terhadap
pencemaran badan air, karena mengandung tingkat konsentrasi fosfat dan amonium
yang tinggi serta mengandung TKN (Total Kjeldahl Nitrogen) tinggi yang
mengandung nitrogen organik. Nitrogen organik yang terdapat pada air limbah
pupuk kompleks adalah urea sehingga perlu dilakukan hidrolisis urea menjadi
amonium. Amonium yang terbentuk dari proses hidrolisis urea kemudian akan
bereaksi dengan magnesium dan fosfat untuk membentuk struvit, kristal dari
Magnesium Ammonium Phosphate (MAP).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aerasi dan hidrolisis
urea dengan enzim urease dalam pengurangan amonium dan fosfat pada air limbah
sintetik pupuk kompleks melalui presipitasi struvit. Presipitasi struvit dilakukan
dalam reaktor partaian (batch) yang memiliki volume kerja 0,5 L dengan variasi
laju aerasi, lama aerasi, dan penambahan enzim urease yang berasal dari kacang
koro pedang (Canavalia ensiformis). Kadar amonium dan fosfat sisa dianalisis
dalam penelitian ini serta pembentukan kristal struvit (MAP) ditentukan dengan
menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM) dan X-ray diffraction (XRD).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa reaktor partaian dengan aerasi dapat
membentuk kristal struvit dan menyisihkan kandungan amonium dan fosfat pada
air limbah sintetik pupuk kompleks. Penambahan magnesium MgCl2 lebih baik
dalam membentuk kristal struvit dibandingkan dengan MgO. Penyisihan amonium
dengan rasio molar [Mg2+] : [NH4
+] : [PO4
3-] 1:2:1 mencapai 61-77% pada laju
aerasi tinggi karena amonium banyak terlepas ke udara. Adapun penyisihan fosfat
mencapai 99%. Enzim urease dari kacang koro pedang terbukti dapat
menghidrolisis urea menjadi amonium dan meningkatkan nilai pH. Produk endapan
yang didapat adalah kristal struvit yang ditegaskan melalui analisis menggunakan
SEM-EDX dan XRD.