digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2009_TS_PP_VIDIA_RAMDANINGSIH_KADAR_1-COVER.pdf
Terbatas agus slamet
» ITB

Andrographis paniculata diketahui mengandung senyawa andrografolid, yaitu suatu metabolit sekunder yang memberikan efek farmakologi berupa hepatoprotektif, antiviral dan antikanker. Berdasarkan penelitian sebelumnya, kadar andrografolid yang dihasilkan dengan menggunakan teknik kultur jaringan menunjukkan hasil yang lebih rendah dari pada andrografolid dari tanaman utuh, oleh karena itu diperlukan usaha untuk meningkatkan kadar andrografolid melalui teknik kultur jaringan. Teknik amobilisasi sel digunakan untuk meningkatkan kadar andrografolid, sedangkan untuk meningkatkan skala biomasa dan produksi andrografolid digunakan bioreaktor tipe bubble column. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kadar andrografolid melalui teknik amobilisasi sel dan untuk meningkatkan skala produksi biomassa dan kadar andrografolid dengan menggunakan bioreaktor. Kultur suspensi sel diinisiasi dengan cara memindahkan kalus meremah dari medium padat ke medium cair Murashige dan Skoog yang ditambah dengan 3,0 % sukrosa, 0,1 ?M BAP (6-benzylaminopurine) dan 0,5 ?M 2,4-D (2,4-dichlorophenoxyacetic acid). Kultur suspensi sel dalam erlenmeyer, dikocok dengan kecepatan 120 rpm (rad per minute) dan ditempatkan pada suhu ruang. Setelah sepuluh hari, sebagian kultur suspensi sel diamobilisasi dalam 2,5% alginat, agar sel terjebak dalam manik-manik matrik alginat. Usaha untuk meningkatkan skala biomasa dilakukan dengan cara memindahkan 35 g berat basah sel ke dalam bioreaktor yang telah diisi 700 mL medium, ditempatkan pada suhu kamar dan diberi aerasi dengan kecepatan 320 mL/min. Sel-sel yang telah diamobilisasi dipindahkan pula pada bioreaktor tipe bubble column untuk meningkatkan skala produksi andrografolid. Pertumbuhan sel dalam erlenmeyer dan bioreaktor baik untuk kultur suspensi sel maupun kultur sel amobil diamati berdasarkan berat kering (BK) sel. Kadar andrografolid dalam sampel kultur suspensi sel dan kultur sel amobil dianalisis dengan menggunakan HPLC (High Performance Liquid Chromatography), yang dilengkapi dengan detektor UV (?=254 nm), kolom ODS C-18. Fase gerak campuran metanol:H2O (7:3), dengan laju alir 0,5 mL/menit. Hasil pengamatan pertumbuhan sel dalam erlenmeyer menunjukkan bahwa sel yang diamobilisasi tumbuh lebih lambat dari pada kultur suspensi sel. Kadar andrografolid tertinggi pada kultur sel dalam erlenmeyer sebesar 5,57 mg/g BK sedangkan kadar andrografolid dalam kultur sel amobil sebesar 9,69 mg/g BK. Kadar andrografolid tertinggi kultur suspensi sel dalam bioreaktor sebesar 1,51 mg/g BK, sedangkan kadar andrografolid tertinggi pada kultur sel amobil sebesar 4,23 mg/g BK. Hasil tersebut menunjukkan bahwa iv teknik amobilisasi sel dapat meningkat kadar andrografolid hingga dua kali lebih tinggi dari pada kultur suspensi sel dalam erlenmeyer, dan tiga kali lebih tinggi dari pada kultur suspensi sel dalam bioreaktor. Andrografolid terdeteksi dalam jumlah sedikit pada medium kultur, yaitu sebesar 0,00083 mg/mL pada medium kultur suspensi sel dan sebesar 0,004 mg/mL pada medium kultur sel amobil.