digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2016_TS_PP_FAHRI_AZHARI_HASBY_1-COVER.pdf
Terbatas agus slamet
» ITB

Harmful algal blooming (HAB) adalah salah satu masalah utama dalam ekosistem perairan, dan berbahaya karena menghasilkan racun seperti microcystin dan nodularin. Salah satu strategi untuk memberantas HAB adalah penggunaan bakteri sebagai agen pengontrol Cyanobacteria. Namun, strategi tersebut masih perlu dievaluasi sebelum diuji di lapangan. Dalam studi ini, dilakukan beberapa uji interaksi antara Stenotrophomonas sp. dan cyanobacteria (Microcystis aeruginosa PCC 7941 dan Aphanizomenon sp. PCC 7905) dengan faktor lingkungan (ketersediaan hara dan rasio predator-mangsa) yang berbeda. Selain itu, PCR dilakukan untuk mencari keberadaan gen mlrA (gen pengurai microcystin). Pada pengujian pengaruh nutrisi, dilakukan uji pada medium cair LB dan BG-11 11 yang ditambah casitone, sedangkan untuk rasio predator-mangsa dilakukan tes pada rasio 1: 1, 3: 1, dan 5: 1. Stenotrophomonas sp. yang ditumbuhkan dalam kondisi kaya nutrisi (LB) memiliki aktivitas litik yang lebih tinggi (9,01% laju tukar klorofil-a) dibandingkan dengan yang tumbuh di BG-11 yang ditambah casitone (-13,45% laju tukar klorofil-a) yang rendah komposisi gizi. Selanjutnya, rasio predator-mangsa (3:1) adalah rasio optimal untuk aktivitas litik dari Stenotrophomonas sp. (12,47% laju tukar klorofil-a) dari Aphanizomenon sp. PCC 7905. Observasi mikroskopi menunjukkan interaksi antagonis dengan mekanisme lisis kontak sel. Penelitian ini menunjukkan bahwa faktor lingkungan memiliki dampak yang tinggi pada interaksi antagonis efektif Stenotrophomonas sp. meskipun hasil PCR menunjukkan bahwa Stenotrophomonas sp. tidak memiliki gen mlrA yang berperan pada degradasi mikrosistis.