2018_THESIS_PP_FITRIYATUL_QULUB_1-COVER.pdf
PUBLIC Wulan Nurhasanah 2018_THESIS_PP_FITRIYATUL_QULUB_1-BAB_I.pdf
PUBLIC Wulan Nurhasanah 2018_THESIS_PP_FITRIYATUL_QULUB_1-BAB_II.pdf
PUBLIC Wulan Nurhasanah 2018_THESIS_PP_FITRIYATUL_QULUB_1-BAB_III.pdf
PUBLIC Wulan Nurhasanah 2018_THESIS_PP_FITRIYATUL_QULUB_1-BAB_IV.pdf
PUBLIC Wulan Nurhasanah 2018_THESIS_PP_FITRIYATUL_QULUB_1-BAB_V.pdf
PUBLIC Wulan Nurhasanah 2018_THESIS_PP_FITRIYATUL_QULUB_1-PUSTAKA.pdf
PUBLIC Wulan Nurhasanah
Tulang merupakan salah satu organ penting tubuh karena berfungsi sebagai penyangga struktur dan memberikan perlindungan terhadap organ penting dalam tubuh. Jika terjadi kerusakan pada jaringan tulang, seperti patah tulang atau osteoporosis, mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas hidup pasien. Perancah (scaffold) elektroaktif merupakan salah satu generasi terbaru dari smart biomaterials yang sangat menarik untuk penanganan kasus tersebut, karena dapat meningkatkan pertumbuhan sel dan proses regenerasi jaringan tulang. Agar perancah yang dibuat dapat memberikan hasil yang optimal, maka diperlukan disain yang akurat dengan dimensi yang presisi sehingga dapat menunjang terjadinya adhesi, proliferasi hingga diferensiasi sel. Oleh karena itu, telah dilakukan penelitian mengenai variasi konsentrasi Polyaniline (0,0; 0,1; 1,0; 2,0 wt.%) pada perancah sebagai bone scaffold. Penelitian ini bertujuan untuk: (i) mensintesis Polyaniline emeraldine salt dengan metode oksidasi kimia secara langsung sebagai filler elektroaktif, (ii) melakukan fabrikasi scaffold elektroaktif berbasis Polycaprolactone-Polyaniline (PCL-PANI) dengan menggunakan metoda 3D printing, (iii) mengkarakterisasi pengaruh konsentrasi PANI terhadap sifat mekanis, listrik dan biologis dari scaffold yang dihasilkan.
Berdasarkan hasil karakterisasi Fourier Transform Infra Red (FTIR) dan X-Ray Diffraction (XRD) dari sampel PANI, dapat dikonfirmasi bahwa PANI dalam bentuk emeraldine salt (PANI-ES) telah berhasil disintesis muncul pada puncak 1301 dan 1138 cm-1 dengan derajat kristalinitas mencapai 80%. Hasil Scanning Electron Microscopy (SEM) menunjukkan bahwa perancah PCL-PANI yang dihasilkan memiliki morfologi yang homogen dan presisi dengan dimensi pori rata-rata 301,71 ± 9,22 µm. Ukuran pori tersebut sangat baik untuk mendukung terjadinya pertumbuhan sel tulang dan vaskularisasi. Kehadiran filler PANI dalam matriks PCL secara signifikan dapat meningkatkan kuat tekan, viabilitas dan proliferasi sel serta konduktivitas listrik. Scaffold dengan konsentrasi PANI 0,1% berat merupakan scaffold yang berpotensi unggul sebagai kandidat scaffold tulang karena memiliki kuat tekan 6,62 ± 0,59 MPa, peningkatan proliferasi sel human Adipose-Derived Stem Cell (hADSC) hingga 14 hari inkubasi sebesar 20% terhadap scaffold berbasis PCL murni dan konduktivitas listrik sebesar 2,46 ± 0,85 x 10-4 S/cm. Berdasarkan hasil karakteristik pada penelitian ini, scaffold elektroaktif berbasis PCL-PANI memiliki potensi sebagai kandidat scaffold tulang.