2015_TA_PP_WIDYA_WIGATI_1-COVER.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
2015_TA_PP_WIDYA_WIGATI_1-BAB1.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
2015_TA_PP_WIDYA_WIGATI_1-BAB2.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
2015_TA_PP_WIDYA_WIGATI_1-BAB3.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
2015_TA_PP_WIDYA_WIGATI_1-BAB4.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
2015_TA_PP_WIDYA_WIGATI_1-BAB5.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
2015_TA_PP_WIDYA_WIGATI_1-PUSTAKA.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
Pada penelitian ini telah dilakukan sintesis senyawa karbon aktif (AC) dan karbon aktif yang dimodifikasi menggunakan senyawa Eriochrome Blue Black (AC-EBB) sebagai adsorben ion Pb (II) dari larutan. Bahan dasar dari kedua adsorben tersebut berasal dari biji pepaya. Kedua adsorben yang telah disintesis kemudian dikarakterisasi menggunakan analisis Fourier Transform Infrared (FTIR) dan Scanning Electron Microscope (SEM). Terhadap kedua adsorben tersebut dilakukan pengujian proses adsorpsi pada berbagai parameter seperti waktu kontak, konsentrasi awal, pH larutan, massa adsorben dan temperatur dengan menggunakan sistem batch. Selain itu, dipelajari juga pengaruh konsentrasi EBB dan keberadaan kation logam divalen seperti Zn (II) dan Cu (II) terhadap kapasitas adsorpsi ion Pb (II) oleh adsorben AC dan AC-EBB. Dua model isoterm adsorpsi, yaitu isoterm Langmuir dan Freundlich, dipelajari untuk mendeskripsikan keadaan pada saat proses adsorpsi mencapai keadaan setimbang. Model kinetika yang digunakan untuk menginterpretasikan data adsorpsi adalah model pseudo-first-order dan pseudo-second-order. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa untuk adsorben AC dan AC-EBB, waktu kontak untuk mencapai keadaan setimbang saat waktu 30 menit, serta kapasitas adsorpsi meningkat dengan meningkatnya pH larutan dari pH 2 ke pH 5 dan relatif konstan untuk pH > 5. Kapasitas adsorpsi cenderung meningkat dengan adanya peningkatan konsentrasi awal ion Pb (II) dan temperatur dan cenderung menurun dengan adanya penambahan massa adsorben untuk kedua adsorben. Data adsorpsi untuk adsorben AC dan AC-EBB yang diperoleh sangat sesuai dengan pola isoterm adsorpsi Langmuir, dengan nilai kapasitas adsorpsi maksimum untuk AC dan AC-EBB adalah
135,47 mg/g dan 33,54 mg/g. Dari hasil studi kinetika, diperoleh bahwa kedua adsorben mengikuti model kinetika pseudo-second-order. Studi termodinamika menunjukkan bahwa proses adsorpsi untuk kedua adsorben berlangsung secara spontan dengan nilai energi bebas Gibbs (?G) masing- masing untuk AC dan AC-EBB adalah -0,381 kJ/mol dan 0,165 kJ/mol pada suhu 25oC dan mengalami penurunan pada suhu 45oC menjadi -5,144 kJ/mol dan -1,425 kJ/mol . Proses adsorpsi terjadi secara endotermik untuk kedua adsorben dengan nilai entalpi (?H) untuk AC dan AC-EBB masing-masing adalah 70,583 kJ/mol dan 23,860 kJ/mol. Sementara itu, nilai entropi (?S) untuk AC dan AC-EBB diperoleh sebesar 238,139 J/K.mol dan 79,513 J/K.mol.