2018_TA_PP_M_FIRDAUS_HERMANSYAH_1-COVER.pdf
Terbatas  Wulan Nurhasanah
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Wulan Nurhasanah
» Gedung UPT Perpustakaan
2018_TA_PP_M_FIRDAUS_HERMANSYAH_1-BAB_I.pdf
Terbatas  Wulan Nurhasanah
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Wulan Nurhasanah
» Gedung UPT Perpustakaan
2018_TA_PP_M_FIRDAUS_HERMANSYAH_1-BAB_II.pdf
Terbatas  Wulan Nurhasanah
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Wulan Nurhasanah
» Gedung UPT Perpustakaan
2018_TA_PP_M_FIRDAUS_HERMANSYAH_1-BAB_III.pdf
Terbatas  Wulan Nurhasanah
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Wulan Nurhasanah
» Gedung UPT Perpustakaan
2018_TA_PP_M_FIRDAUS_HERMANSYAH_1-BAB_IV.pdf
Terbatas  Wulan Nurhasanah
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Wulan Nurhasanah
» Gedung UPT Perpustakaan
2018_TA_PP_M_FIRDAUS_HERMANSYAH_1-BAB_V.pdf
Terbatas  Wulan Nurhasanah
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Wulan Nurhasanah
» Gedung UPT Perpustakaan
2018_TA_PP_M_FIRDAUS_HERMANSYAH_1-PUSTAKA.pdf
Terbatas  Wulan Nurhasanah
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Wulan Nurhasanah
» Gedung UPT Perpustakaan
Sejak pertama kali dikenalkan oleh Philips sebagai material magnet permanen, perkembangan penggunaan barium heksaferit telah mencakup berbagai bidang, terutama sebagai bahan media penyimpanan magnetik dan magnet permanen. Hal ini lantaran barium heksaferit memiliki koersivitas dan magnetisasi tinggi. Pembuatan material barium heksaferit umumnya melibatkan solid state reaction pada temperatur tinggi. Hal ini, dapat mengakibatkan penurunan nilai koersivitas akibat pertumbuhan partikel. Oleh karena itu, berbagai metode alteratif digunakan untuk menghasilkan material barium heksaferit dengan temperatur rendah untuk sifat magnet yang baik.
Selain menurunkan temperatur dengan mengganti metode sintesis, substitusi ion Al juga dapat mengubah sifat magnet barium heksaferit. Pada penelitian ini, penulis melakukan percobaan sintesis material barium heksaferit dengan substitusi ion Al pada konsentrasi rendah (0,5 < x < 2). Proses reaksi dilakukan pada pH 8 dan temperature kalsinasi 900OC. Serbuk hasil sintesis kemudian dikarakterisasi dengan XRD, SEM, EDS dan VSM. Dari hasil pengujian XRD diperoleh fasa BaAlxFe12-xO19 pada semua spesimen, dan ? -Fe2O3 pada mayoritas spesimen kecuali pada x = 1,6. Adapun sifat magnet yang diperoleh menunjukkan terjadinya penurunan nilai magnetisasi baik remanensi maupun saturasi pada material barium heksaferit substitusi aluminium. Nilai magnetisasi saturasi spesimen berkisar antara 23,9 emu/g sampai 56,7 emu/g mengalami penurunan dari 65,8 emu/g untuk material barium heksaferit tanpa substitusi. Adapun nilai koersivitas mengalami penurunan dari 5,2 kOe menjadi minimal 3,6 kOe pada spesimen dengan substitusi Al dimana x = 1,6.