digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


2016_TA_PP_KARNIA_DWINASTITI_1-BAB_1.pdf
Terbatas  hidayat
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_KARNIA_DWINASTITI_1-BAB_2.pdf
Terbatas  hidayat
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_KARNIA_DWINASTITI_1-BAB_3.pdf
Terbatas  hidayat
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_KARNIA_DWINASTITI_1-BAB_4.pdf
Terbatas  hidayat
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_KARNIA_DWINASTITI_1-BAB_5.pdf
Terbatas  hidayat
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_KARNIA_DWINASTITI_1-BAB_6.pdf
Terbatas  hidayat
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_KARNIA_DWINASTITI_1-BAB_7.pdf
Terbatas  hidayat
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_KARNIA_DWINASTITI_1-PUSTAKA.pdf
Terbatas  hidayat
» Gedung UPT Perpustakaan

Pesona keindahan pantai Pulau Bali merupakan daya tarik utama bagi wisatawan lokal dan mancanegara. Pantai Green Bowl adalah salah satu pantai yang langsung berbatasan dengan barisan tebing di bagian selatan garis pantai Pulau Bali. Potensi keindahan Pantai Green Bowl dan kebutuhan akan akomodasi bagi pengunjung pantai menjadi alasan utama yang melatarbelakangi keberadaan proyek resor dan villa ini. Diperuntukkan bagi wisatawan kelas atas khususnya wisatawan mancanegara, resor ini diklasifikasikan ke dalam resor butik setara bintang empat karena lokasinya yang berada di dataran termahal di Pulau Bali yang disebut Bukit Peninsula dimana hal tersebut berpengaruh pada nilai jual resor yang sangat tinggi. Kondisi topografi lahan menjadi tantangan utama pada pengerjaan resor ini. Isu perancangan utama yang melekat pada proyek ini didapat dari isu konteks yakni tapak dan isu tipologi resor yakni privasi dan suasana. Pendekatan perancangan resor banyak dipengaruhi oleh bentuk tapak yang memaksa bangunan dipecah menjadi bangunan majemuk dan orientasi bangunan banyak dipengaruhi oleh letak pemandangan laut sebagai daya tarik utama resor. Floating Terrace dianggap menjadi solusi utama dari permasalahan perancangan. Konsep tersebut diaplikasikan dalam penataan rencana tapak dimana bangunan diletakkan secara berlapis seperti terasering (terrace) agar setiap bangunan memiliki akses visual maksimum ke pemandangan laut tanpa tertutup bangunan lainnya. Konsep ini juga diaplikasikan pada rancangan bangunan yang dibuat terkesan mengapung dimana sebagian dari bangunan menapak di tanah dan sebagian lainnya tidak langsung menapak ke tanah melainkan disanggah oleh kolom-kolom bebas. Kesan mengapung lebih dapat dirasakan dari interior bangunan dimana pengunjung resor dibuat seperti melayang diantara alam sekitarnya. Hal itu dicapai dengan pemilihan material transparan untuk menambah kesan menyatu dengan ruang luar serta dengan pemilihan atap hijau untuk memberi kesan “tersembunyi” pada bangunan serta agar pemandangan tebing diteruskan melalui hijaunya rerumputan pada atap yang menyatu dengan rumput di tebing itu sendiri.