Perkembangan industri di Indonesia dapat memberikan dampak negatif seperti
pencemaran lingkungan. Industri elektroplating memiliki peranan penting karena
menghasilkan limbah dalam volume kecil namun bersifat toksik bagi lingkungan
akibat keberadaan logam berat seperti Cr (VI) dan Cu (II). Biosorpsi dapat
menjadi teknologi alternatif dalam proses reduksi logam berat. Mahoni (Swietenia
mahagoni) merupakan salah satu tumbuhan yang banyak terdapat di Indonesia.
Sampai saat ini kulit buah mahoni belum banyak dimanfaatkan dan lebih sering
dibiarkan saja menjadi limbah. Salah satu upaya peningkatan nilai ekonomis kulit
buah mahoni yang dapat dilakukan adalah dengan mengolahnya menjadi
biosorben. Biosorben yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari tiga jenis
proses pembuatan: proses tanpa perlakuan (BWT), proses polimerisasi kondensasi
(BTCP), dan proses imobilisasi dengan silika gel (BTSG). Ukuran biosorben,
dosis biosorben, waktu kontak, dan konsentrasi awal diketahui memiliki pengaruh
terhadap efisiensi penyerapan logam. Biosorben dengan kinerja paling baik dalam
limbah elektroplating secara berurutan adalah BTSG, BTCP, dan BWT dengan
efisiensi penyerapan masing-masing sebesar 92, 92%, dan 46%. Untuk aplikasi
pada industri yang sebenarnya pemilihan biosorben jenis BWT dianggap paling
layak dari segi ekonomis.