digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2018 TS PP YOPI HIRMAWAN 1-ABSTRAK.pdf
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

Pasar otomotif ASEAN sedang mengalami kinerja pertumbuhan yang cukup konstan dalam 10 tahun terakhir. Di Indonesia sendiri, juga mengalami hal yang sama dimana dalam 10 tahun terakhir mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Tren pertumbuhan ini dipercaya akan terus mengalami kenaikan seiring dengan rasio kepemilikan mobil yang masih rendah di Indonesia, hanya 4% pada tahun 2015, dibanding dengan negara-negara lain di Asia. Pertumbuhan ini juga akan di dukung oleh kondisi makroekonomi Indonesia yang cukup menjanjikan. Salah satu pemain terbesar di industry otomotif Indonesia adalah Toyota. Di bawah naungan PT. Toyota-Astra Motor, sebagai agen pemegang merek resmi dan distributor merek Toyota, brand ini sukses menjadi pemain besar yang menguasai pasar otomotive di Indonesia dan pada tahun 2016, Toyota menguasai market share sebanyak 35%. Dari 5 nilai kinerja perusahaan, pencpaian Sales Satisfaction Index (SSI) TAM mengalami penurunan dalam 3 tahun terakhir. Faktor yang memberikan kontribusi besar pada penilaian SSI ini adalah Delivery Process & Timing, yakni sebesar 37%. Bagian yang memberikan peranan signifikan terhadap pencapaian faktor ini di TAM adalah Vehicle Logistic Division (VLD), yakni bagian yang bertanggung jawab dalam proses logistik mobil baru Toyota. Pada tahun 2016, pencapaian kinerja proses delivery di vld di bawah target, dimana kinerja ETA compliance 66,4% (target 84%) dan Defect Ratio 3,9% (target 3,6%). Akar masalah yang di peroleh dari hasil wawancara, brainstorming, dan survey kuisioner adalah bertambahnya jumlah moda transportasi yang di tangani oleh VLD, tidak lengkapnya poin penilaian kinerja semua moda transportasi, sistem reward dan punishment yang belum tepat, tidak ada sharing knowledge dari TAM ke vendor dalam pemecahan masalah operasional, pengetahuan driver yang belum lengkap, kurangnya supervisi dari TAM kepada vendor dalam proses improvement, dan tidak adanya tujuan kerja bersama antara TAM dan vendor. Pada research ini ditemukan bahwa solusi yang paling tepat untuk permasalahan ini adalah pengembangan strategis vendor logistik. Pengembangan strategis tersebut yakni, pembuatan KPI baru untuk semua moda transportasi, mengaplikasikan pembagian cargo berdasarkan kinerja, peningkatan kinerja melalui skema PDCA, melakukan vendor audit, vendor kontes, kampanye logistik, melakukan aktivitas kyoryoku kai, dan membuat meeting tahunan dengan vendor.