Lingkungan bisnis yang semakin dinamis mempengaruhi seluruh aspek perusahaan termasuk dalam pengelolaan sumber daya manusia. Manajemen SDM bertanggungjawab dalam mengembangkan pegawai sehingga mempunyai kompetensi tinggi. Kompetensi adalah kemampuan seseorang terlihat dari konsep diri, karakter dan motif, keahlian dan pengetahuan yang dimiliki dalam menjalankan perannya dalam perusahaan. Setiap pegawai harus memiliki kompetensi teknikal maupun non-teknikal untuk mendukung tercapainya sasaran perusahaan secara keseluruhan. Manajemen SDM berbasis kompetensi menjadi acuan dalam proses perekrutan, seleksi, penempatan, pengembangan sumber daya manusia, manajemen karir, manajemen kinerja, dan manajemen kompensasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan program pelatihan berbasis kompetensi teknikal (hard competence) di Bagian Pengembangan dan Pelayanan Sumber Daya Manusia PT XYZ Bandung. Perancangan model kompetensi teknikal menggunakan pendekatan alur kerja atau proses bisnis (work flow approach). Pendekatan ini memetakan aliran kerja atau proses bisnis sebagai acuan untuk menentukan kompetensi yang dibutuhkan. Berdasarkan proses bisnis ini kemudian dijabarkan menjadi dimensi kompetensi teknikal dalam kelompok jabatan. Proses berikutnya adalah membuat rancangan program pelatihan untuk setiap level dengan mengacu pada kebutuhan kompetensi teknikal di setiap level jabatan.
Perancangan model kompetensi teknikal dengan pendekatan aliran kerja dilakukan dengan tiga tahapan, yaitu (1) Pengumpulan data; (2) Analisa terhadap uraian tugas jabatan; dan (3) Validasi. Asisten Manager Pengembangan Organisasi menjadi nara sumber dalam tahap validasi untuk menilai signifikansi dimensi kompetensi teknikal dan rancangan program pelatihan dengan strategi bisnis dan proses implementasinya. Dimensi kompetensi teknikal untuk Bagian Pengembangan dan Pelayanan Sumber Daya Manusia di PT XYZ terdiri dari perekrutan, seleksi, hubungan kerja, penilaian kinerja, penghargaan dan disiplin kerja, sistem kompensasi, sistem tunjangan, sistem fasilitas, kesehatan dan keselamatan kerja, orientasi, sistem pengembangan, sistem informasi sumber daya manusia, dan rencana pensiun.
Beberapa rekomendasi menjadi prioritas dalam proses implementasi program pelatihan. Rekomendasi tersebut antara lain pemilihan metode pelatihan off the job training untuk level Asisten Manager dan on the job training level Pelaksana Pratama dan Pelaksana Madya, pengukuran tingkat kompetensi teknikal karyawan saat ini dan sebagainya. Beberapa kebutuhan pelatihan yang juga perlu dipersiapkan, mencakup kebutuhan tenaga instruktur, keuangan, waktu dan fasilitas.