digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Form antarmuka pengguna (form based user interface, FBUI) merupakan jembatan yang menghubungkan pengguna dengan sistem untuk menyalurkan data dari kedua belah pihak. Oleh karena itu kehadiran form sangat dibutuhkan dalam banyak aplikasi. Perancangan form untuk antarmuka pengguna (user interface, UI) merupakan bagian penting dari perancangan perangkat lunak. Perancangan antarmuka mengambil bagian sumber daya yang besar dalam perancangan perangkat lunak secara keseluruhan karena seringkali perangkat lunak untuk UI berukuran cukup besar dan komplek. Karena itu, banyak penelitian dilakukan untuk dapat merancang (design) antarmuka pengguna dengan efisien dan berkualitas tinggi. Pada umumnya perancangan apapun seringkali menggunakan hasil rancangan sebelumnya (memakai ulang), sehingga hasil rancangan yang pernah dilakukan menjadi aset penting perusahaan. Demikian pula rancangan form yang pernah ada dapat menjadi aset dan dipakai ulang dalam rancangan form berikutnya. Di pihak lain, pendekatan penalaran berbasis kasus (case-based reasoning, CBR) merupakan metode penalaran yang menggunakan kasus yang pernah terjadi sebelumnya sehingga menjadi metode penting dalam pemakaian ulang rancangan. Dengan demikian, rancangan form yang telah ada sebelumnya dapat menjadi sumber untuk rancangan form yang baru sesuai kebutuhan yang dihadapi dengan mencari kemiripan kebutuhan form yang baru dengan yang sudah ada sehingga perancangan form dapat lebih efektif dan efisien, melalui adaptasi rancangan yang lama, menggunakan pendekatan berbasis kasus. Dalam penelitian ini dilakukan pendekatan berbasis kasus untuk pemakaian ulang rancangan (design) form sehingga dapat diperoleh rancangan form dengan mudah tanpa merancang dari awal. Form hasil rancangan di masa lalu disimpan sebagai sumber (repository) untuk membangkitkan rancangan form yang baru. Repositori dalam hal ini disebut sebagai basis kasus, merupakan kumpulan representasi form yang terdiri dari spesifikasi (deskripsi) form dengan rancangan formnya. Pengguna yang akan mendapatkan rancangan form cukup memberikan deskripsi form yang dibutuhkan kemudian sistem akan mencari form yang sama atau paling tidak yang paling mirip dengan kebutuhan pengguna. Rancangan form yang dibutuhkan dapat diambil langsung dari basis kasus atau dilakukan modifikasi (adaptasi) rancangan form yang sudah ada untuk menghasilkan rancangan form yang baru. Rancangan form yang baru dihasilkan melalui komposisi rancangan form yang ada, kemudian pengelompokan elemen form, pengurutan dan pengaturan tata letak yang sesuai. Untuk dapat melakukan hal ini, di samping basis kasus, juga diperlukan perbendaharaan elemen form, definisi elemen dan hubungan antar elemen dan elemen dengan form, yang disebut sebagai ontologi form. Selanjutnya, rancangan form yang baru dapat juga disimpan untuk dipakai di masa datang sehingga repositori form dalam sistem semakin besar sebagai bentuk pembelajaran sistem. Kebaruan utama metode ini adalah adaptasi rancangan yang melibatkan ontologi form dalam beberapa tahapan (multi-stage). Penyertaan ontologi form dalam metode ini mendorong pembangkitan rancangan form baru dari sekumpulan rancangan yang lama (inovatif). Algoritma-algoritma sebagai implementasi dari mekanisme penalaran dan ontologi form dan basis kasus sebagai basis pengetahuan yang dikembangkan merupakan kontribusi utama dalam penelitian ini. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sistem dapat mengambil rancangan form yang relevan secara semantik, dapat mengadaptasinya sesuai kebutuhan pengguna dan dapat membangkitkan form dari rancangan yang dihasilkan. Dengan demikian metode ini telah dapat membangkitkan form HTML dengan mudah dan cepat (efisien), dengan cara yang lebih sederhana, lengkap, dan mudah baik dalam penggunaan dan perawatan.