digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2004_TS_PP_YUTIESTIONO_1.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan

Kabupaten Belitung merupakan kawasan masa depan, terdapat banyak potensi yang termasuk komoditi primer seperti pertanian, perkebunan, kehutanan, pertaanan, dan peternakan belum sepenuhnya dieksplorasi secara optimal. Pada saat ini, sektor perkebunan dan perikanan menjadi andalan baru bagi Kabupaten Belitung. Khususnya sektor perkebunan, terdapat beberapa komoditi yang sedang berkembang, yaitu lada, kelapa sawit, coklat, dan kopi. Sub sektor perkebunan kelapa sawit dan industri pengolahannya untuk menghasilkan minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) yang akan menjadi komoditi andalan ekspor Kabupaten Belitung pada masa mendatang. Selama ini, tanaman kelapa sawit tersebar di seluruh Pulau Belitung. Pada tahun 2000, terdapat 46.548 hektar perkebunan kelapa sawit dengan produksi 399.479 ton, sedangkan satu tahun kemudian produksinya meningkat hampir dua kali lipat menjadi 604.035 ton dan akan terus meningkat pada masa yang akan datang. Kabupaten Belitung akan menjadi produsen baru yang akan memenuhi pasokan CPO dalam negeri maupun luar negeri. Ekspor komoditi CPO tersebut akan dilakukan melalui Pelabuhan Tanjung Pandan. Oleh karena itu, perlu adanya suatu studi yang memperkirakan kebutuhan pengembangan fasilitas Pelabuhan Tanjung Pandan untuk mendukung pergerakan komoditi CPO pada masa mendatang. Perkiraan kebutuhan pengembangan fasilitas pelabuhan tersebut dilakukan sampai tahun 2010, hal ini disesuaikan dengan ketersediaan data konsumsi CPO per /capita. Melalui pembahasan yang dilakukan dengan menggunakan empat buah skenario, maka dapat diketahui prediksi volume ekspor CPO yang akan melalui Pelabuhan Tanjung Pandan pada tahun 2010. Berdasarkan prediksi tersebut, maka dilakukan perkiraan kebutuhan pengembangan fasilitas Pelabuhan Tanjung Pandan untuk mendukung kegiatan ekspor CPO di Kabupaten Belitung pads masa mendatang. Berdasarkan perhitungan terhadap keempat skenario tersebut dapat diketahui bahwa Pelabuhan Tanjung Pandan memerlukan fasilitas tangki timbun CPO yang jumlahnya sebanyak 2 buah (skenario 1 dan 3), 3 buah (skenario 2), dan 4 buah (skenario 4) sampai dengan tahun 2010. Sedangkan untuk perkiraan kebutuhan pengembangan fasilitas dermaga pips terpadu sampai tahun 2010, dapat diketahui bahwa untuk mencapai nilai BOR 60% maka panjang dermaga harus diperpanjang sebesar 20 meter (skenario 1), 50 meter (skenario 2), 26 meter (skenario 3), dan 61 meter (skenario 4)