digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Bambu apus (Gigantochloa apus) merupakan salah satu spesies yang familiar di hutan rakyat Indonesia. Budidaya bambu apus lebih mengarah kepada aspek produksi dibandingkan dengan aspek fisiologis seperti biomassa. Biomassa dari bambu apus masih belum diperhitungkan dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui biomassa dari bambu apus melalui persamaan allometrik yang terbangun. Dalam melakukan penelitian ini, sebanyak 27 individu bambu apus dipilih sebagai sampel untuk mengetahui biomassanya. Bagian bambu apus yang dihitung biomassa adalah bagian batang, daun dan ranting. Hasil biomassa yang telah dihitung, kemudian dikembangkan kedalam persamaan allometrik menggunakan software IBM SPSS 22 dimana variabel dependen (biomassa) dan variabel independennya (diameter, D dan tinggi, H). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa biomassa total bambu apus terbesar terdapat pada kelas diameter 9 (9,34 - 10,02) sebesar 9,09 kg dan terkecil pada kelas diameter 1 (3,73 - 4,41) sebesar 1,98 kg. Rata-rata biomassa pada bagian batang adalah 3,45 kg, pada daun 1,81 kg dan pada ranting 0,70 kg. Nilai total biomassa dari rumpun 1: 217,07 kg, rumpun 2: 238, 47 kg, rumpun 3: 161,43 kg, rumpun 4: 112,79 kg dan rumpun 5: 450,28 kg. Persamaan allometrik terpilih pada bagian batang Ŷ = -4,315 + 1,669 D - 0,075 D2, pada daun Ŷ = 1,877 - 0,708 D + 0,096 D2, pada ranting Ŷ = -2,973 + 1,076 D - 0,075 D2 dan untuk total biomassa Ŷ = -5,461 + 2,051 D - 0,054 D2. Dari penelitian ini dapat diperoleh bahwa biomassa lebih dipengaruhi oleh diameter dibandingkan dengan tinggi pada bambu apus.