Kebutuhan akan batu kapur sebagai material utama klinker-semen semakin
meningkat seiring dengan tren peningkatan produksi semen dari tahun ke tahun
hingga 6% dengan jumlah produksi tahun 2017 sebanyak 100 juta ton. Hal ini
didukung juga dengan perkembangan ekonomi nasional yang memiliki hubungan
sebab akibat dengan peningkatan konsumsi dan pembelanjaan infrastruktur
nasional.
PT.Harvey, yang sebelumnya bergerak di bidang agrobisnis kemudian melihat
peluang di bisnis ini. Minat ini kemudian didukung oleh adanya tawaran kerjasama
pengelolaan lahan tambang dari PT.Pumarin, sebuah perusahaan di Padalarang,
Bandung Barat, yang memiliki lahan pertambangan batu kapur. Untuk itu,
PT.Harvey hendak merencanakan investasi pertambangan batu kapur di area
pertambangan milik PT. Pumarin sebagai bisnis penjunjang industri semen.
Investasi pertambangan batu memiliki risiko kerugian finansial yang relatif tinggi
dalam bisnis pertambangan, maka sebelum usaha dilakukan harus ada perencanaan
yang baik sehingga dapat mengurangi risiko kerugian finansial. Untuk itu, perlu
dilakukan analisis kelayakan finansial sehingga dapat diketahui apakah usaha
pertambangan hendak dilakukan dapat memberikan keuntungan atau tidak.
Analisis kelayakan ini dilakukan dengan melihat 4 aspek, yaitu aspek pasar, legal,
teknis, dan finansial. Untuk memudahkan analisis kelayakan finansial, akan
dikembangkan model terkomputerisasi menggunakan platform Excel macro VBA.
Investasi dianggap layak bila semua aspek memenuhi kriteria masing-masing.
Kelayakan aspek pasar diukur dari analisis ruang pasar dan Porter’s five forces
analysis. Kelayakan aspek legal dan teknis diukur dengan memastikan
terpenuhinya kebutuhan legal dan teknis untuk menjalankan bisnis. Secara
finansial, kelayakan diukur dengan 4 indikator kelayakan investasi, yaitu net
present value (NPV), internal rate of return (IRR), dan payback period (PBP), dan
benefit cost ratio (BCR), lalu dilakukan analisis sensitivitas.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa rencana investasi ini layak dari 4 aspek
yang dianalisis. Secara finansial, investasi ditunjukkan layak dengan NPV Rp
2.396.446.271,54, IRR 35%, PBP 33 bulan, dan BCR 1,21. Hasil analisis
sensitivitas memperlihatkan 2 variabel sensitif yang perlu diperhatikan dalam