digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kebutuhan akan batu kapur sebagai material utama klinker-semen semakin meningkat seiring dengan tren peningkatan produksi semen dari tahun ke tahun hingga 6% dengan jumlah produksi tahun 2017 sebanyak 100 juta ton. Hal ini didukung juga dengan perkembangan ekonomi nasional yang memiliki hubungan sebab akibat dengan peningkatan konsumsi dan pembelanjaan infrastruktur nasional. PT.Harvey, yang sebelumnya bergerak di bidang agrobisnis kemudian melihat peluang di bisnis ini. Minat ini kemudian didukung oleh adanya tawaran kerjasama pengelolaan lahan tambang dari PT.Pumarin, sebuah perusahaan di Padalarang, Bandung Barat, yang memiliki lahan pertambangan batu kapur. Untuk itu, PT.Harvey hendak merencanakan investasi pertambangan batu kapur di area pertambangan milik PT. Pumarin sebagai bisnis penjunjang industri semen. Investasi pertambangan batu memiliki risiko kerugian finansial yang relatif tinggi dalam bisnis pertambangan, maka sebelum usaha dilakukan harus ada perencanaan yang baik sehingga dapat mengurangi risiko kerugian finansial. Untuk itu, perlu dilakukan analisis kelayakan finansial sehingga dapat diketahui apakah usaha pertambangan hendak dilakukan dapat memberikan keuntungan atau tidak. Analisis kelayakan ini dilakukan dengan melihat 4 aspek, yaitu aspek pasar, legal, teknis, dan finansial. Untuk memudahkan analisis kelayakan finansial, akan dikembangkan model terkomputerisasi menggunakan platform Excel macro VBA. Investasi dianggap layak bila semua aspek memenuhi kriteria masing-masing. Kelayakan aspek pasar diukur dari analisis ruang pasar dan Porter’s five forces analysis. Kelayakan aspek legal dan teknis diukur dengan memastikan terpenuhinya kebutuhan legal dan teknis untuk menjalankan bisnis. Secara finansial, kelayakan diukur dengan 4 indikator kelayakan investasi, yaitu net present value (NPV), internal rate of return (IRR), dan payback period (PBP), dan benefit cost ratio (BCR), lalu dilakukan analisis sensitivitas. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa rencana investasi ini layak dari 4 aspek yang dianalisis. Secara finansial, investasi ditunjukkan layak dengan NPV Rp 2.396.446.271,54, IRR 35%, PBP 33 bulan, dan BCR 1,21. Hasil analisis sensitivitas memperlihatkan 2 variabel sensitif yang perlu diperhatikan dalam