digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kebutuhan bibit kentang bebas penyakit semakin meningkat. Perbanyakan kultur in vitro kentang dengan pemberian antibiotik dilakukan untuk menghasilkan bibit bebas patogen. Antibiotik juga banyak digunakan sebagai agen seleksi dalam transformasi genetik tanaman. Di sisi lain, antibiotik dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Percobaan ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian antibiotik golongan β-laktam terhadap pertumbuhan kultur pucuk kentang secara in vitro. Perlakuan antibiotik dilakukan dengan perendaman eksplan dalam larutan antibiotik dan penambahan antibiotik ke dalam medium MS + BAP 0,02 ppm. Eksplan dikultivasi selama 3 minggu. Setelah itu, pucuk disubkultur sebanyak 2 kali di medium yang sama tanpa perlakuan perendaman dalam antibiotik. Antibiotik yang digunakan adalah amoxicillin dan cefotaxime dengan masing-masing konsentrasi 0, 125, 250, 500 ppm; serta waktu perendaman 30 dan 60 menit. Evaluasi terhadap parameter pertumbuhan planlet berupa jumlah nodus menjadi pucuk, jumlah nodus per pucuk, dan panjang pucuk dilakukan setiap 3 minggu, sedangkan laju multiplikasi pucuk dihitung antar-subkultur. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik menggunakan ANOVA. Hasil percobaan menunjukan jumlah nodus menjadi pucuk tidak dipengaruhi antibiotik β-laktam dan konsentrasi yang digunakan, namun dipengaruhi perlakuan perendaman eksplan dalam larutan antibiotik β-laktam. Jumlah nodus menjadi pucuk pada tahap pasca-treatment sebanyak ± 1,5 nodus, sedangkan pada tahap subkultur 1 dan 2 hanya ± 1 nodus. Medium dengan perlakuan antibiotik β-laktam menghasilkan rata-rata nilai jumlah nodus per pucuk, panjang pucuk, dan laju multiplikasi pucuk lebih tinggi daripada medium kontrol. Jumlah nodus per pucuk terbanyak teramati pada perlakuan cefotaxime 125 ppm pada tahap subkultur ke-2, yaitu 10,69 ± 2,83 nodus per pucuk. Panjang pucuk tertinggi teramati pada perlakuan amoxicillin 125 ppm pada tahap subkultur ke-2, yaitu 7,64 ± 1,5 cm. Laju multiplikasi pucuk tertinggi teramati pada perlakuan cefotaxime 250 ppm pada periode tahap subkultur 1 - 2, yaitu 2,44 ± 0,75 pucuk/3 minggu.