digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Budidaya udang supra intensif memiliki potensi ekonomi yang tinggi dan telah dikembangkan di Kupa Sulawesi Selatan. Adanya teknologi budidaya udang supra intensif tidak hanya memiliki banyak manfaat, air limbah dari tambak udang yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan adanya degradasi ekosistem dan penurunan biodiversitas pesisir. Oleh karena itu, dibutuhkan perancangan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) untuk menunjang teknologi supra intensif yang berkelanjutan. Adapun maksud dari tugas akhir ini adalah untuk melakukan perancangan IPAL yang dapat diterapkan pada tambak budidaya udang supra intensif sehingga memenuhi standar kualitas air limbah yang diatur dalam Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 28 Tahun 2004 tentang Pedoman Umum Budidaya Udang di Tambak. Pada proses perancangan dilakukan penentuan kapasitas dan karakteristik air limbah dari tambak udang supra intensif serta penentuan tiga alternatif sistem pengolahan. Berdasarkan pertimbangan dari beberapa faktor, seperti beban pengolahan, aspek teknis, aspek ekonomi dan lingkungan, maka terpilih satu sistem yang paling sesuai. IPAL yang digunakan memiliki kapasitas 90 m3/hari dan terdiri dari proses fisika, kimia dan biologi dengan menggunakan unit – unit seperti ekualisasi, pra - sedimentasi, koagulasi, flokulasi, sedimentasi, anaerob aerob biofilter dan slude drying bed. Proses perancangan dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap 1 proses fisik dan kimia dan tahap 2 proses biologi. Berdasarkan hasil perhitungan dimensi unit – unit pengolahan, dibutuhkan luas lahan seluas 560 m2 dan anggaran biaya sebesar Rp.3.380.000.000,00.