ABSTRAK:
Daerah Aliran Sungai Cikapundung Hulu berdasarkan posisi alat AWLR dibagi menjadi 3 Sub DAS, yaitu Sub DAS Cigulung (36,8 km2), Maribaya (76 km2) dan Gandok (80,475 km2), serta sebuah Sub DAS tambahan, yaitu Maribaya-SP (39,2 km2). Analisis morfometrik untuk masing-masing Sub DAS dilakukan dengan menggunakan peta topografi berskala 1 : 25.000.
Data curah hujan yang ada dianalisis dengan metoda Theissen untuk menentukan karakteristik hujan pada setiap Sub DAS. Data debit banjir yang ada untuk setiap Sub DAS kemudian ditentukan besar curah hujan penyebabnya. Karakteristik fisik setiap Sub DAS dilengkapi pula dengan data lainnya, sperti persen luas kemiringan lereng dan satuan batuan.
Analisis regresi linier berganda dilakukan dengan variabel tak bebas debit banjir (Q), sedangkan variabel bebasnya terdiri atas curah hujan (I) dan variasi berbagai karakteristik morfometrik. Hasilnya menyimpulkan bahwa secara signifikan luas basin (A), kerapatan sungai (D) dan faktor bentuk basin (Rc) berkorelasi positip atau meperbesar debit banjir. Hanya bifurcation ratio (Rb) yang berkorelasi negatip terhadap debit banjir.
Uji coba dengan melibatkan persen luas satuan batuan sebagai variabel bebas bersama variabel morfometrik, dihasilkan secara signifikan bahwa Lava dan Satuan Tufa Pasir (Formasi Cikidang) berkorelasi negatip atau menghambat besarnya debit banjir.
Perbedaan yang lebih besar dari yang lainnya pada nilai kerapatan (D) dan frekwensi sungai (Fu) di Sub DAS Maribaya-SP, serta adanya nilai Rb yang kurang dari 3 dan lebih besar clan 5, mencerminkan adanya pengaruh struktuk geologi (Strahler, 1964) yang semakin kuat ke arah sebelah timur.