digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Keawetan suatu campuran aspal berhubungan dengan kemampuannya untuk menahan kerusakan akibat pengaruh air dan suhu. Kehilangan keawetan adalah merupakan faktor utama dalam kegagalan suatu perkerasan. Ketika perencanaan suatu campuran, keawetan umumnya ditaksir dengan meninjau kehilangan atas kekuatan melalui perendaman dalam waktu yang relatif singkat di dalam air pada suhu tinggi. Pengujian seperti itu tidak dapat memberikan suatu taksiran yang teliti dari pengaruh jangka panjang akibat masuknya air. Di Indonesia, banyak jalan yang berhubungan dengan daerah pantai yang sering kali digenangi oleh air laut pada suhu lingkungan dalam waktu yang lama. Tesis ini menggambarkan suatu penelitian dari pengaruh perendaman di dalam air biasa dan di dalam air yang mengandung 5%, 7.5% dan 10% garam terhadap sifat-sifat mekanik dari campuran HRS Klas A. Campuran didesain dengan analisa Marshall dan pengujian yang dilakukan terhadap campuran pada kadar aspal optimum melalui perendaman selama 10, 20 dan 30 hari adalah stabilitas Marshall, indirect tensile strength dan ketahanan terhadap deformasi dengan pengujian wheel tracking. Campuran memenuhi standar konvensional Bina Marga terhadap kehilangan stabilitas (25%) dan standar tersebut juga memenuhi bagi benda uji yang direndam selama 30 hari di dalam air biasa dan di dalam air garam pada suhu lingkungan. Pala pengujian untuk stabilitas dan indirect tensile strength adalah sama. Benda uji yang direndam di dalam air biasa menunjukkan suatu penurunan tahap demi tahap terhadap kekuatan sesuai dengan pertambahan waktu perendaman; benda uji yang direndam di dalam air garam mengalami peningkatan awal terhadap kekuatan dan kemudian menunjukkan suatu kehilangan kekuatan yang berarti ketika waktu perendaman diperpanjang menjadi 30 hari. Deformasi dengan pengujian wheel tracking- meningkat dengan meningkatnya waktu perendaman. Atas dasar indeks keawetan kedua yang diusulkan oleh Craus dan kawan-kawan {1981), kehilangan keawetan yang paling berarti adalah yang ditunjukkan oleh benda uji yang direndam di dalam air biasa. Kadar garam kelihatannya mempunyai sedikit pengaruh terhadap parameter ini; kehilangan keawetan meningkat dengan peningkatan konsentrasi garam.