Sektor transportasi tidak dapat dipisahkan dari perekonomian wilayah, karena salah satu peran transportasi sebagai fungsi logistik akan mempengaruhi sektor produksi. Tingginya biaya transportasi barang di Indonesia diindikasikan sebagai salah satu penyebab biaya produksi yang tinggi sehingga dapat mengakibatkan lemahnya daya saing sektor produksi. Pergerakan barang di Indonesia masih didominasi oleh pergerakan dengan moda transportasi jalan, maka perbaikan kinerja jaringan jalan yaitu dengan menambah kapasitasnya diharapkan dapat menurunkan biaya transportasi barang sehingga mendorong kinerja sektor produksi.
Model-model yang umum digunakan untuk menilai manfaat ekonomi dari suatu investasi infrastruktur jalan antara lain adalah pendekatan mikroekonomi dan makroekonomi. Pada level mikro nilai manfaat ekonomi yang diperoleh dari suatu investasi spesifik proyek transportasi diestimasi dengan cara mengkuantifikasi dampak langsung (direct user) yang dirasakan pengguna ke dalam satuan moneter dan dibandingkan dengan nilai yang diinvestasikan, sehingga model mikro ini kurang dapat menggambarkan potensi ekonomi yang dapat diterima oleh wilayah yang diidentifikasikan mendapat dampak positif dari investasi tersebut. Sedangkan analisis pada level makro, menilai dampak yang ditinjau lebih bersifat agregasi. Dimana nilai investasi infrastruktur diasumsikan sebagai panambahan kapital dari sektor publik, dan diestimasi pengaruhnya terhadap perekonomian wilayah (time series atau cross section data), tanpa memperhitungkan bagaimana mekanisme/kontribusi dari investasi infrastruktur transportasi tersebut terhadap sektor perekonomian wilayah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengisi gap yaitu mengembangkan model yang dapat mengestimasi nilai manfaat ekonomi (direct economic benefit) dari suatu investasi infrastruktur jalan (individual proyek) terhadap sektor produksi. Perbaikan kinerja transportasi akan mempengaruhi marginal cost sektor produksi (key sector) dan secara regional dapat diestimasi sebagai nilai tambah yang diperoleh dengan menggunakan tabel input-output, sehingga dapat dilihat pengaruhnya terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Model yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat mengestimasi nilai manfaat ekonomi dari suatu investasi infrastruktur transportasi (individual proyek) terhadap sektor produksi (key sectors) dan PDB wilayah, dengan menggunakan model I-O dan memperhitungkan pengurangan biaya transportasi barang sebagai shock bagi sektor produksi.
Analisis yang dilakukan dalam model estimasi meliputi 2 (dua) skenario, yaitu: pertama dengan merubah struktur input primer dari key sectors sebesar pengurangan biaya transportasi barang, dan yang kedua dengan skenario analisis dampak pengganda (multiplier effect).
Penelitian dilakukan telah berhasil untuk menjawab pertanyaan penelitian, bagaimana mengembangkan model estimasi nilai manfaat ekonomi yang dapat merepresentasikan kontribusi dari suatu investasi infrastruktur jalan (individual proyek) terhadap sektor produksi dan perekonomian wilayah. Aplikasi model dapat digunakan oleh pengambil kebijakan (pemerintah daerah) dalam menentukan prioritas pembangunan dan dapat mengembangkan kemampuan dari sektor produksi (key sectors) yang dimilikinya sehingga memiliki daya saing yang lebih baik.