Gas bumi merupakan salah satu sumber energi yang digunakan manusia untuk menunjang kehidupan. Dalam proses produksi untuk mendapatkan gas bumi yang murni, dihasilkan limbah berupa sludge produced water (SPW) yang menurut Peraturan Pemerintah (PP) Indonesia No. 101/2014 dikategorikan sebagai limbah B3 dengan kode limbah D220 dan D221 sehingga harus dikelola agar tidak mencemari lingkungan. Pengelolaan SPW salah satunya dapat berupa pemanfaatan. Dalam hal ini, SPW dari Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) PT. X akan dimanfaatkan sebagai pupuk organik atau pembenah tanah. Kadar organik sludge yang mencapai 62,14 % dengan rasio C/N 27,00 memungkinkan pengolahan sludge dengan proses biologis, sehingga dipilih metode degradasi aerobik dengan teknik komposting dan biopile digunakan sebagai metode suplai udara bebas. Pengolahan dilakukan hingga kandungan C-organik pada sludge >15% dan 15 ≤ rasio C/N ≤ 25 mengacu pada Peraturan Menteri Pertanian Indonesia No.70/Permentan/SR.140/10/ 2011. Untuk mengurangi rasio C/N dan menambah porositas, dilakukan penambahan bulking agent berupa campuran daun kering dengan perbandingan bulking agent : sludge = 1:3. Penelitian ini lebih memfokuskan kepada transformasi senyawa nitrogen, konsentrasi C-organik serta populasi bakteri terkait yang dapat mempengaruhi rasio C/N selama proses pengolahan. Proses komposting dilakukan selama 110 hari. Proses komposting menurunkan C-organik hingga 25,93 % BK dan rasio C/N hingga 21,23 pada hari ke-48. Hal-hal yang menyebabkan turunnya rasio C/N adalah turunnya C-organik, mineralisasi N-organik, fiksasi nitrogen dan kematian sel, sedangkan meningkatnya rasio C/N diakibatkan immobilisasi N ke dalam sel. Kelompok bakteri heterotrof memiliki μ = 0,5457/hari dan Kd = 0,237/hari, kelompok N-fixer memiliki μ = 0,5547/hari dan Kd = 0,2654/hari, kelompok Ammonium oxidizer memiliki μ = 0,5335/hari dan Kd = 0,2204/hari dan kelompok Nitrite oxidizer memiliki μ = 0,5598/hari dan Kd = 0,2572/hari.