digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN Tahun 2017 – 2026, terjadi peningkatan total beban puncak yang terhubung ke dua sistem tenaga listrik utama di Sumatra, yaitu Sumatra Bagian Utara serta Sumatra Bagian Selatan dan Tengah, menjadi 5946 MW di akhir tahun 2016. Dengan begitu, keandalan sistem tenaga listrik pun mutlak dibutuhkan karena kegagalan dalam mengatasi gangguan yang dapat terjadi sewaktu – waktu di mana saja, akan mengakibatkan suplai energi listrik terhenti untuk melayani permintaan beban di seluruh pulau. Salah satu gangguan yang mungkin terjadi adalah gangguan terhadap kestabilan sinyal kecil. Ketidakmampuan sistem kendali eksitasi unit pembangkit atau generator dalam menghadapi gangguan kestabilan sinyal kecil akan menyebabkan rotor generator terus berosilasi pada frekuensi rendah. Penggunaan Automatic Voltage Regulator (AVR) pada umumnya menaikkan torka sinkronisasi rotor tanpa menaikkan nilai torka redamannya. Minimnya torka redaman akan membuat rotor generator berosilasi. Osilasi rotor yang tidak teredam ini dapat mengakibatkan generator lepas dari sistem (out of step). Maka dari itu, salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pengaturan (tuning) dan pengaktifan Power System Stabilizer (PSS) pada sistem kendali eksitasi existing. Blok kendali yang dimiliki oleh PSS mampu meningkatkan nilai torka redaman dan torka sinkronisasi rotor generator dalam satu waktu yang sama sehingga respons keluaran generator akan lebih cepat mencapai keadaan tunak sesaat setelah munculnya gangguan. Pada akhirnya, kestabilan dan keandalan sistem kelistrikan Sumatra dari gangguan sinyal kecil pun akan meningkat.