ABSTRAK:
Perancangan penukar kalor selalu melibatkan segi perpindahan kalor antar fluida maupun daya pompa mekanik untuk mengatasi gaya gesek dan untuk melewatkan. fluida, disamping, tentu saja- material yang dipakai. Dalam perancangan penukar kalor sering kali asumsi anggapan dasar dipakai untuk memudahkan perhitungan, sehingga, pada saat dipakai, karakteristik penukar kalor seringkali melebihi kapasitas dari yang direncanakan. Disamping itu karena kapasitas penukar kalor yang berlebihan, menyebabkan ongkos pembuatan yang lebih mahal dan tentu saja tidak efektif, serta biaya operasional yang lebih tinggi.
Dengan melihat proses perpindahan kalor pada penukar kalor, diperkirakan ada bagian-bagian penukar kalor yang tidak efektif dalam proses perpindahan kalomya. Apabila bagian-bagian tersebut dihilangkan, diharapkan akan didapat penukar kalor yang lebih efektif. Hal ini akan menyebabkan biaya pembuatan penukar kalor menjadi lebih murah
Dalam thesis in.i akan diteliti kinerja penukar kalor (baik yang penuh maupun bersirip parsial) ditinjau dari perpindahan kalornya, daya motor fan yang diperlukan, koefisien gesek, daya terdisipasi pada koil penukar kalor. Dari basil eksperimental didapatkan koil C0002 yang memberikan kinerja paling optimal dengan pengurangan daya motor fan. sebesar 68%, laju perpindahan kalor seharga 102% dibandingkan dengan kinerja koil penuh (00000), dan daya hilang spesifik lebih rendah 11% dari koil 00000. Pemakaian material untuk koil ini dapat dihemat hingga 4,2%.