digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2018 TS PP IWAN KRISNANTO 1-ABSTRAK.pdf
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

MRO – Perawatan, Perbaikan dan Perombakan mesin pesawat telah mengalami perubahan dalam beberapa dekade dan menjadi bagian dari pusat profit OEM – Pabrikan Komponen Orisinil. OEM memang menempatkan MRO sebagai pusat profit yang lebih tinggi. MRO independen untuk mesin pesawat terbang di Indonesia menghadapi persaingan global yang tinggi sejak OEM pada hakekatnya telah mempunyai fasilitas, sumber daya dan rantai pasokan yang diterapkan di MRO-nya. MRO juga harus mematuhi peraturan sipil di bawah sertifikasi CASR - Indonesia, Federal FAA atau European EASA. Regulasi ini untuk menjamin pemenuhan aspek keselamatan dalam melakukan perawatan, perbaikan dan perombakan melalui peraturan dan persyaratan yang ketat. Dengan kata lain regulasi mensyaratkan standar kemampuan sumber daya internal, sementara persaingan membutuhkan MRO yang lebih efisien, proses integrasi yang terjamin & proses bisnis yang mampu lacak. Pada dasarnya persyaratan mampu telusur, proses bisnis terpadu dan kepatuhan persyaratan sejalan dengan hakikat dari konsep Pengelolaan Siklus Hidup - PLM. Terkait dengan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menganalisa penerapan hakikat PLM sebagai salah satu solusi strategi operasi MRO. Metodologi yang digunakan mengadopsi metode penelitian kualitatif dimana data dikumpulkan dengan wawancara dari manajemen level tengah sampai level tinggi di PT. Nusantara Turbin & Propulsi, Bandung, sebagai salah satu mesin MRO terkemuka di Indonesia untuk Mesin Aero dan Mesin Industri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kebutuhan yang kuat akan penerapan substansi PLM karena perusahaan harus menghubungkan dan mengintegrasikan kompetensi, fasilitas, proses perbaikan, pengendalian dan kepuasan pelanggan. Implementasi PLM sangat penting untuk menciptakan nilai perusahaan, sebuah cara untuk mencapai strategi bisnis perusahaan dan perbaikannya. Rantai suplai adalah segmen proses bisnis yang perlu diperkuat dan disesuaikan dengan praktik PLM. Rekomendasi tersebut disampaikan untuk mendapatkan kesiapan transformasi PT. NTP menuju model bisnis MRO baru.