digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

CONSOLIDATION CHARACTERISTICS OF WEATHERED MIOCENE CLAYSTONE AS A FUNCTION OF SAMPLE SIZE, Djoko Purwanto, 1992, Program Magister Sistem dan Teknik Jalan Raya, Program Pascasarjana, Institut Teknologi Bandung. Persyaratan geometrik untuk jalan raya moderen berkecepatan tinggi semakin meningkat menyebabkan penempatan alinemennya terpaksa melintasi area tanah dasar yang jelek. Pada rencana jalan tol Cikampek-Padalarang, beberapa seksi dari alinemennya akan berupa timbunan yang tinggi dan akan terletak di atas batu-lempung Miocene lapukan. Saat ini satu timbunan percobaan yang tinggi sedang dibangun di atas material tersebut untuk menguji sifat-sifat penurunannya serta menguji material untuk timbunan. Studi laboratorium disini ditujukan untuk menguji sifat-sifat pemampatan dari batu- lempung Miocene tersebut. Pengambilan contoh tanah dilakukan dengan cara menggali contoh tanah berbentuk kotak besar secara hati-hati dari sumur-sumur percobaan yang digali sampai mencapai kedalaman deposit Miocene. Contoh-contoh tanah tersebut selanjutnya ditutup dan dibungkus rapat secara hati-hati sebelum dibawa ke laboratorium untuk dilakukan percobaan konsolidasi menggunakan benda uji berukuran besar dan kecil untuk menentukan sifat-sifat pemampatan dan laju konsolidasinya. Percobaan klasifikasi juga dilakukan untuk mengklasifikasikan dan mengidentifikasi tipe contoh tanah menjelang pengujian. Percobaan klasifikasi menunjukkan bahwa batu-lempung lapukan berubah menjadi tanah lempung dengan plastisitas sangat tinggi, kandungan fraksi lempungnya tinggi dan temperatur untuk penentuan kadar air rendah. Batu-lempung termasuk tanah yang mengalami overkonsolidasi. Percobaan konsolidasi dilakukan pada dua ukuran benda uji, yaitu oedometer standar (0 60 mm) dan sel Rowe dengan 0 150 mm. Nilai Cv dan Cvr ditentukan berdasarkan penurunan total. Hasilnya menunjukkan bahwa laju drainasi horisontal sangat tinggi dibandingkan dengan arah vertical, hal ini menunjukkan adanya kondisi struktur yang sangat istimewa. Perbedaan kecil dicatat baik untuk laju penurunan atau pada penurunan total antara kedua contoh yang digunakan. Dalam hal ini, contoh berukuran kecil akan lebih tepat menunjukkan perilaku massa tanah, asalkan penyiapan contoh tanah dilakukan dengan sangat hati-hati.