digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pada ledakan investasi saat ini, terdapat peningkatan jumlah permintaan dari orang-orang tertentu yang menganggap bahwa keuntungan bukanlah satu-satunya tujuan investasi mereka, tetapi kriteria non-keuangan tertentu pun harus terpenuhi. Dari literatur yang tersedia, terdapat banyak ketidaksepakatan di kalangan investor, perusahaan, LSM, dan akademisi tentang apa itu 'investasi etis'. Telah banyak diamati dalam banyak penelitian bahwa motif keuangan mendorong keputusan investasi dengan intensitas yang jauh lebih besar daripada nilai-nilai moral yang mungkin mereka miliki. Investasi Bertanggung Jawab Sosial (SRI) telah muncul sebagai isu penting dan menarik perhatian sejumlah besar investor. Para investor ini tampaknya dipandu oleh rasa kewajiban moral untuk menyeimbangkan pengejaran kekayaan dengan kepedulian etis atau lingkungan. Sekolah Bisnis dan Manajemen, Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) sebagai sekolah bisnis memiliki peran penting dalam rangka mempersiapkan pemimpin untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam hal menemukan dan menerapkan nilai-nilai yang dapat meningkatkan masa depan dunia kita. Namun, faktor-faktor yang menyebabkan mahasiswa untuk berinvestasi secara sosial dan bertanggung jawab belum dapat dipahami dengan baik, terutama di SBM ITB. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola investasi siswa terhadap perusahaan yang terlibat dalam pembuatan praktik etis dan tidak etis di berbagai faktor demografi dan untuk mengetahui faktor-faktor yang secara signifikan mempengaruhi perilaku investasi etis dalam pendanaan investasi. Data primer dikumpulkan dengan membagikan survei melalui kuesioner. Jumlah total responden dalam penelitian ini adalah 100 responden. Untuk teknik analisis, deskriptif analisis, ANOVA satu arah, ols dan regresi logistik. Temuan menunjukkan bahwa kelas, jenis kelamin, dan tunjangan secara signifikan mempengaruhi keputusan investasi etis. Tunjangan yang ditemukan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku investasi etis. Penelitian ini juga menemukan bahwa siswa dengan tingkat tunjangan yang lebih tinggi, kelas yang lebih tinggi, dan perempuan cenderung membuat keputusan etis.