Wabah DBD sudah menjadi persoalan di Indonesia selama bertahun-tahun. Model prediksi untuk mengetahui gambaran angka kejadian DBD juga sudah dibuat untuk beberapa daerah. Akan tetapi, seringkali model tersebut harus diperbarui dalam jangka waktu yang singkat. Selain itu, belum ada analisis apakah tiap daerah dapat diterapkan algoritma dengan parameter yang sama atau tidak. Hal ini mengakibatkan surveilans dalam hal pencegahan penyakit DBD khususnya untuk kalender epidemiologi hanya berjalan di daerah tertentu saja. Untuk itu, penelitian ini membahas apakah tiap daerah dapat diterapkan model prediksi yang sama, dengan harapan dapat membantu terbuatnya sistem surveilans yang efektif. Model prediksi dibuat berdasarkan 916 data dari 18 daerah di Pulau Jawa. Model prediksi yang menunjukkan metrik paling baik adalah model dengan alogritma RBF SVR, dengan konstanta 2-0.5, gamma 4, dan epsilon 0.08. Model ini belum menunjukkan performansi yang baik dalam memprediksi wabah, sehingga faktor iklim saja tidak cukup untuk memprediksi wabah DBD.